BRIEF.ID – Goldman Sachs memprediksi harga emas dunia bisa menembus US$3.880 per troy ounce pada akhir 2025 jika terjadi resesi seiring perlambatan ekonomi dunia.
Hal itu, disampaikan dalam laporan terbaru Goldman Sachs, yang dirilis Senin (5/5/2025), menyikapi permintaan emas dunia yang tinggi dari bank sentral berbagai negara.
Dalam laporan itu, Goldman Sachs menegaskan kembali pandangan bullish strukturalnya terhadap emas dengan harga kasus dasar US$3.700 per troy ounce pada akhir 2025, dan US$4.000 per troy ounce pada pertengahan tahun 2026.
“Jika terjadi resesi, percepatan arus masuk ETF dapat mendorong harga emas menjadi $3.880 pada akhir tahun,” demikian laporan Goldman Sachs, seperti dikutip Reuters, Selasa (6/5/2025).
Lebih jauh, disebutkan bahwa dalam skenario risiko ekstrem, harga emas dunia secara masuk akal dapat mencapai US$4.500 per troy ounce pada akhir tahun 2025.
Risiko ekstrem dimaksud antara lain, meningkatnya kekhawatiran atas independensi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), atau pergeseran kebijakan cadangan AS.
Goldman Sach menyampaikan, sorotan pelaku pasar kini tertuju pada Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang akan mengumumkan hasil pertemuan komite FOMC pada Rabu (7/5/2025) waktu setempat, atau Kamis (8/5/2025) WIB.
“Fokusnya adalah pada Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk tentang jalur suku bunga The Fed, saat konferensi pers setelah berakhirnya pertemuan FOMC selama dua hari,” demikian Goldman Sachs.
Seperti diketahui, pelaku pasar khawatir pemerintah akan mengintervensi independensi The Fed, seiring ketegangan antara Presiden AS, Donaldt Trump, dan Jerome Powell.
Meski demikian, Presiden Trump telah memastikan bahwa dia tidak akan menyingkirkan Jerome Powell, yang masa tugasnya akan berakhir 1 tahun lagi.
Ungguli Perak
Goldman Sach juga memprediksi harga emas akan mengungguli perak, seiring risiko resesi yang meningkat, dan permintaan tinggi bank sentral terhadap emas.
Saat ini, bank sentral tidak terlalu mengharapkan perak untuk mengejar reli emas yang sedang berlangsung. Hal itu, terlihat pada rasio emas-perak (ukuran jumlah ons perak yang dibutuhkan untuk membeli satu ons emas), yang saat ini berada di angka 102, dibandingkan 84,7 pada 2024.
“Dengan produksi solar Tiongkok yang sekarang melambat di tengah kelebihan pasokan, risiko resesi yang tinggi, dan pembelian emas oleh bank sentral yang tetap kuat pada tahun 2025, kami memperkirakan emas akan terus mengungguli perak yang berkilauan,” demikian laporan Goldman Sachs.
Meski demikian, mengingat korelasi yang kuat dalam aliran, permintaan baru untuk emas pada tahun 2025 kemungkinan akan meningkatkan harga perak juga.
Sepanjang tahun ini, harga emas dunia di pasar spot telah naik lebih dari 26%, dan mencapai rekor tertinggi US$3.500,05 per toy ounce pada April 2025. Sedangkan harga perak saat ini diperdagangkan pada US$32,4 per troy ounce, naik 12% sepanjang tahun ini. (jea)