BRIEF.ID – Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menggunakan media sosial (Medsos) secara bijak, tidak menggunakan kalimat kotor, dan tidak menyakiti orang lain.
Ajakan itu disampaikan Ganjar saat berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Sirojul Munir Jatisari, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/12/2023).
“Jangan kita cemari ruang digital dengan kampanye negatif maupun kampanye hitam, selama masa kampanye Pilpres 2024. Bapak, ibu karena kita sudah berkali-kali, bertahun-tahun melaksanakan Pemilu, mari kita jaga ketertiban bersama-sama. Jangan pakai kalimat kotor, kalau nulis di medsos yang baik. Jangan menyakiti orang lain,” kata Ganjar.
Berdasarkan analisa Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), potensi kerawanan tertinggi terkait kampanye melalui medsos, didominasi ujaran kebencian, yang di tingkat provinsi mencapai 50%.
Potensi kerawanan kedua adalah kampanye bermuatan hoaks atau berita bohong sebanyak 30%, disusul kampanye bermuatan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) mencapai 20%.
Sementara itu, di tingkat Kabupaten/Kota, kampanye bermuatan hoaks atau berita bohong menjadi indikator potensi terbesar, disusul kampanye bermuatan ujaran kebencian sebanyak 33%, dan kampanye bermuatan SARA sebesar 27%.
Kunci Kedamaian
Ganjar mengatakan, diperlukan cara-cara bijak untuk menciptakan kedamaian selama Pemilu 2024. Disebutkan, para ibu memainkan peran strategis sebagai pembawa damai dalam pest demokrasi lima tahunan itu.
“Para ibu adalah kunci kedamaian dalam Pemilu 2024. Para ibu berperan untuk mengajak anggota keluarganya berperilaku santun, baik di ruang digital maupun di lingkungan sosial. Saya titip kepada ibu-ibu karena sudah masuk suasana Pemilu biasanya banyak yang berkata-kata kurang baik. Mari kita ajari anak kita, keluarga kita, saudara kita, dan kita sendiri. Siapa pun yang didukung jangan marah-marah, ya,” ujar Ganjar.
Ia secara khusus mengajak masyarakat untuk melihat lebih dekat integritas calon presiden dan wakil presiden, melalui kegiatan Debat Capres dan Cawapres, yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia.
“Nanti ditonton aja, biarkan saja calonnya untuk berdebat ya. Nonton aja Debat Capres-Cawapres. Oh ini cocok, yang itu tidak cocok. Nonton saja debat itu, bagus,” katanya.
Di sisi lain, Ganjar meminta para tokoh agama dan tokoh masyarakat aktif menjaga kedamaian selama masa kampanye sehingga Indonesia menjadi lebih baik.
Masyarakat harus jeli memperhatikan rekam jejak calon presiden dan calon wakil presiden agar tidak salah pilih. Kandidat yang berpengalaman melayani masyarakat tentu lebih paham menghadapi persoalan karena berangkat dari fakta dan pengalaman kerja.
“Saya titip kepada Pak Kiai, Bu Nyai, dan semuanya, agar Indonesia makin baik. Jangan sampai pilih sosok yang kalau bahasa Bekasi-nya, itu omdo (Omong Doang). Jadi harus dicek rekam jejaknya, jangan cuma omdo,” tukasnya.
No Comments