BRIEF.ID – Ekonomi dunia menjelang akhir tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang melambat dan inflasi naik terutama dipicu kenaikan harga makanan-minuman.
Seperti dilansir Bloomberg, Selasa (2/12/2024), inflasi di sejumlah kawasan meningkat, baik di Amerika, Eropa, maupun Asia. Selain itu, pertumbuhan ekonomi cenderung melambat akibat penurunan ouput industri.
Hal itu memunculkan kekhawatiran bank sentral cenderung menahan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, meskipun ada kemungkinan AS dan eropa menurunkan suku bunga.
Berikut beberapa grafik yang muncul di Bloomberg minggu ini tentang perkembangan terbaru ekonomi dunia menjelang akhir tahun 2024:
- Amerika
Pada Oktober 2024, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, tanpa item makanan dan energi yang fluktuatif, naik sebesar 0,3% dibandingkan September 2024, dan naik2,8% dibandingkan Oktober tahun lalu.
Hal itu, memunculkan kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) tak memiliki urgensi untuk meaikan suku bunga acuan, mengingat pasar tenaga kerja tetap sehat dan ekonomi terus bergerak maju.
Selain itu, investor juga khawatir dengan kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, yang cenderung melakukan proteksi dengan menerapkan tarif tambahan terhadap Meksiko, Kanada, dan Tiongkok.
Tarif yang lebih tinggi di kawasan Amerika Utara akan mengacaukan industri otomotif dan sektor konsumen lainnya, termasuk makanan, di mana ketiga negara tersebut memiliki integrasi yang sangat erat.
- Eropa
Di kawasan eropa, inflasi naik di atas target 2% ECB, terutama dipicu kenaikan harga bahan makanan-minuman dan energi, seiring perubahan iklim yang membuat produksi energi baru terbarukan tidak maksimal.
Rendahnya angin mengurangi pembangkitan energi terbarukan di Jerman, memaksa negara tersebut mengimpor listrik dari Prancis, di mana output nuklir mencapai level tertingginya sejak Januari.
Pembangkit nuklir Prancis menghasilkan hampir 50 gigawatt pada hari Jumat, sekitar 20% lebih tinggi dari rata-rata sepanjang tahun ini.
Hal itu menimbulkan keyakinan bank-bank eropa akan menurunkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang dipicu kenaikan energi, dan harga makanan-minuman.
- Asia
Di Jepang, perusahaan-perusahaan membebankan kenaikan biaya tenaga kerja kepada pelanggan bisnis dalam bentuk harga layanan yang lebih tinggi dalam 32 tahun terakhir. Hal ini mendukunh argumen Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga acuan.
Sementara di India, ekonomi tumbuh pada laju terendah dalam hampir dua tahun, memperburuk proyeksi tahunan, dan menguji rencana pertumbuhan ambisius yang ditargetkan Perdana Menteri Narendra Modi.
Di Korea Selatan, indeks kepercayaan publik terhadap perekonomian memburuk, dipengaruhi kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi presiden terpilih AS, Donald Trump.
Di Indonesia, inflasi ovember naik 0,3% secara bulanan pada November 2024, bahkan naik 1,55% dibandingkan November 2023. Hal itu, terutama dipicu kenaikan harga makanan-minuman, dan tembakau.
Berbagai indikator perekonomian tersebut membuat sejumlah negara kemungkinan tidak dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 2024.