BRIEF.ID—Kondisi ekonomi pada 2023 dinilai masih penuh tantangan. Untuk menghadapi kondisi tersebut PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) telah menyiapkan sejumlah langkah strategis agar kinerja perseroan bisa sejalan dengan proyeksi industri pembiayaan.
Corporate Secretary BRI Finance Taufiq Kurniadihardja mengatakan Bank Indonesia (BI) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan yang positif. Di mana pertumbuhan ekonomi ditaksir di kisaran 4,5%-5,3%, sedangkan pertumbuhan piutang pembiayaan secara industri berada di kisaran 13%-15%.
“Berdasarkan outlook yang diberikan dari BI, OJK maupun para pengamat ekonomi semua optimistis bahwa mengacu pada 2022, ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan tetap tumbuh. Sejalan dengan itu, BRI Finance juga optimistis menatap 2023,” ujar Taufik dalam pernyataan tertulis.
Taufiq pun menegaskan beberapa tantangan yang akan dihadapi ekonomi Tanah Air tahun ini. Mulai dari masalah suku bunga acuan, kemudian potensi resesi global yang mendorong perlambatan ekonomi internasional. Ada pula tantangan dari fluktuasi harga bahan bahan bakar minyak (BBM) serta kondisi politik nasional menghadapi tahun pemilu 2024.
Oleh karena itu, menurutnya perseroan telah menetapkan beberapa langkah strategis yang menjadi fokus BRI Finance. Pertama, fokus untuk meningkatkan profitabilitas salah satunya melalui joint financing (JF). “Bisa dengan BRI (perusahaan induk) atau di luar BRI baik itu perbankan atau perusahaan pembiayaan. Tentunya dengan mengacu kepada peraturan dan ketentuan OJK yang berlaku,” lanjut Taufiq.
Kedua, BRI Finance akan mengoptimalkan sinergi pemasaran dengan melakukan penguatan titik captive yang sudah ada. Dalam hal ini perseroan menambah koordinator dan tenaga relationship manager (RM) di kota-kota tertentu yang potensi pasarnya cukup besar. Hal ini mengacu pada kinerja tahun lalu. Penambahan koordinator dan tenaga pemasaran ini diyakini akan memudahkan koordinasi, memperkuat penetrasi pemasaran dan juga diharapkan menumbuhkan pencapaian disbursement.
Ketiga, perseroan akan memanfaatkan sinergi dengan perusahaan induk yaitu BRI dengan referral dari kantor-kantor cabang BRI.
Keempat, BRI Finance pun akan mengembangkan pasar di bidang fleet selain used car dan refinancing yang selama ini sudah digarap. “Bisa untuk fasilitas COP atau MOP bagi karyawan perusahaan mitra maupun penyediaan kendaraan fleet untuk perusahaannya sendiri. Perusahaan yang dibidik untuk saat ini adalah BUMN dan grup BUMN serta perusahaan-perusahaan swasta yang bonafide. Kami akan menyasar potensi yang memang cukup aman dari segi risiko,” kata Taufiq.
Kelima, BRI Finance akan terus melanjutkan digitalisasi proses bisnis yaitu dengan enhancement aplikasi My BRIf. Aplikasi tersebut menjadi one stop digital financing platform bagi BRI Finance, yaitu sebagai media informasi, media transaksi, personalisasi dan market demand untuk ritel. Selain itu, BRI Finance pun akan mensinergikan My BRIf dengan super apps BRI yaitu BRImo.
Sinergi dengan super apps milik perusahaan induk tersebut memiliki potensi sangat besar. Hingga akhir 2022 pengguna aplikasi BRImo sudah mencapai 22,3 juta. Jumlah itu naik secara signifikan yaitu 68,5% dibandingkan tahun 2021.
Keenam, BRI Finance pun melakukan kolaborasi digitalisasi dan publikasi dengan business partner baik otomotif atau non otomotif, market place dan juga media publikasi.
Ketujuh, dari sisi jaringan kerja perseroan akan dan sudah menambah 16 point of sales di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Tujuannya memperdalam penetrasi ke sentra-sentra industri dan bisnis yang akan dioptimalkan untukmeraih potensi market di Jabodetabek.
“Kemudian adalah penguatan manajemen risiko, baik dari credit scoring maupun collection scoring. Jadi itu adalah hal-hal yang akan dilakukan pada 2023 untuk bisa menjawab tantangan,” pungkasnya.
No Comments