BRIEF.ID – Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani optimistis arus masuk investasi dari AS akan terus mengalir ke Indonesia seiring membaiknya perekonomian nasional.
Rosan menyebutkan, pada penyelenggaraan KTT G20 di Bali, November 2022, Presiden AS Joe Biden secara resmi telah mengumumkan besaran investasi AS di Indonesia, termasuk perjanjian sebesar US$ 2,5 miliar antara ExxonMobil dan Pertamina.
“Perekonomian Indonesia tumbuh sangat baik pada tahun 2022, sebesar 5,3%. Pertumbuhan ini ditopang sektor konsumsi, ekspor, dan investasi. Investasi dari AS akan terus mengalir ke Indonesia,” kata Rosan usai menerima kunjungan jajaran anggota DPR RI lintas partai di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC, AS.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (16/3/2023), di hadapan anggota DPR RI yang berasal dari fraksi Partai PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rosan secara eksplisit menjelaskan tentang kontribusi investasi bagi perekonomian Indonesia.
Ia menyebutkan, pada tahun 2022 realisasi investasi AS di Indonesia sebesar US$ 2,12 miliar. Ia meyakini arus masuk investasi AS ke Indonesia akan terus meningkat menyusul disahkannya UU Cipta Kerja, Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA), dan Daftar Prioritas Investasi (DPI).
“Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia melingkupi 40% populasi penduduk dan 35% produk domestik bruto (PDB) Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki 272 juta jiwa penduduk, di mana 69% adalah kelompok usia produktif,” ujarnya.
Ia bersyukur, Presiden Biden telah menyampaikan komitmen investasi AS di Indonesia, termasuk terkait penurunan emisi karbon. Sebab investasi di sektor ini akan membuka peluang bagi pekerja Indonesia dan membantu Indonesia mencapai net-zero emisi pada tahun 2060 atau lebih cepat.
AS dan Indonesia sepakat untuk meluncurkan program Millennium Challenge Corporation (MCC) senilai US$ 698 juta untuk membantu mendukung pengembangan infrastruktur transportasi sadar iklim di lima provinsi dan tujuan pengembangan lainnya. Rincian dana dalam kerja sama program MCC tersebut adalah US$ 649 juta disumbang AS dan US$ 49 juta sisanya dikucurkan Pemerintah Republik Indonesia.
“Memang, kita saat ini sedang menghadapi tantangan global. Tapi saya yakin Indonesia sebagai mesin ekonomi utama di Asia Tenggara memiliki daya tarik tersendiri bagi investor AS. Saat ini, AS adalah investor asing nomor enam terbesar di Indonesia setelah Singapura, Tiongkok, Hong Kong, Jepang, dan Malaysia. Kami terus menjalin kemitraan erat dan berkelanjutan dengan Amerika Serikat di segala bidang,” kata Rosan.
No Comments