BRIEF.ID – Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani menyatakan, Pemerintah Indonesia sangat serius meningkatkan penyediaan infrastruktur publik, khususnya bandar udara (bandara) untuk meningkatkan distribusi barang dan jasa di dalam maupun maupun luar negeri.
Pada tahun 2023, Pemerintah Indonesia akan membangun sebanyak 7 bandara, yang total nilainya mencapai Rp 1,22 triliun. Selain itu, Pemerintah juga mengalokasikan anggaran Rp 154,1 miliar untuk meningkatkan kapasitas bandara di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan anggaran Rp 65,26 miliar untuk Kawasan Industri (KI).
“Ketersediaan infrastruktur bandara sangat penting bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Bandara menjadi urat nadi untuk meningkatkan kelancaran konektivitas, distribusi barang dan jasa, serta operasi logistik di seluruh Nusantara maupun internasional,” kata Dubes Rosan usai menerima kunjungan kehormatan Project Manager Munich Airport International Christoper Liese di KBRI Washington DC, AS.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (15/7/2023), Dubes Rosan mengungkapkan bahwa dalam pertemuan itu dibahas tentang upaya optimalisasi bandara di Indonesia dan peran Public Private Partnership (PPP) atau Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dalam proyek pembangunan bandara baru.
“Saya menyampaikan Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan ketersediaan infrastruktur publik, termasuk bandara yang akan memfasilitasi kelancaran konektivitas dan operasi logistik di seluruh Nusantara serta konektivitas internasional,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Dubes Rosan juga menjelaskan mengenai ketentuan dan tujuan PPP, yang salah satunya adalah untuk menciptakan iklim investasi yang mendorong keikutsertaan badan usaha dalam penyediaan Infrastruktur berdasarkan prinsip usaha secara sehat.
Lebih lanjut dikatakan, pada tahun 2023, Pemerintah Indonesia akan membangun sebanyak tujuh bandara di Indonesia, yang terdiri atas Bandara Banggai Laut di Sulawesi Tengah, Bandara Pohuwato (Gorontalo), Bandara Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), Bandara Sobaham (Papua), Bandara Singkawang (Kalimantan Barat), Bandara Mandailing Natal (Sumatera Utara), dan Bandara Siboru Fakfak (Papua Barat).
Peningkatan kapasitas bandara penunjang juga dilakukan di Kawasan Ekonomi Khusus prioritas, yaitu Bandara Domine Eduard Osok untuk KEK Sorong, Bandara Malikussaleh untuk KEK Arun Lhokseumawe, dan Bandara Mutiara Palu untuk KEK Palu. Sedangkan untuk bandara di Kawasan Industri (KI) adalah Bandara Morowali di KI Morowali dan Bandara Babo di KI Teluk Bintuni.
Bandara Munich yang merupakan terbesar kedua di Jerman dikenal sebagai bandara berstatus bintang lima berdasarkan penilaian Skytrax.