BRIEF.ID – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke level tertinggi lima minggu terhadap mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Senin (13/2/2023) sore, karena investor meningkatkan taruhan untuk Federal Reserve mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama, sambil menunggu laporan harga konsumen AS yang akan dirilis.
Mata uang Yen Jepang jatuh setelah pemerintah Jepang akan mencalonkan seorang kandidat yang mendukung pengaturan kebijakan saat ini sebagai gubernur bank sentral yang baru pada Selasa (14/2/2023).
Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko melemah bersama ekuitas Asia di tengah kekhawatiran bahwa suku bunga AS yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan. Sterling juga turun terhadap dolar AS.
“Dolar telah didukung dengan baik sejak data pekerjaan AS yang jauh lebih kuat dari perkiraan awal bulan ini, dan komentar Fed lebih condong ke sisi hawkish, tetapi tentu saja fokusnya adalah IHK, besok,” kata Shinichiro Kadota, ahli strategi valas senior Barclays di Tokyo, Jepang.
Ia mengatakan, pasar lebih khawatir tentang risiko kenaikan inflasi, daripada risiko penurunan. Apalagi menjelang laporan IHK Selasa (14/2/2023), revisi sekumpulan data sebelumnya menunjukkan harga konsumen naik pada Desember bukannya turun seperti perkiraan sebelumnya.
Secara terpisah, survei Universitas Michigan menunjukkan prospek inflasi satu tahun sebesar 4,2%, lebih tinggi dari angka akhir pada Januari. Ketua Fed Jerome Powell mengutip survei Michigan sebagai salah satu indikator yang dilacak bank sentral AS.
Pasar uang memposisikan untuk puncak suku bunga AS tepat di bawah 5,2% sekitar Juli, dibandingkan dengan target suku bunga saat ini 4,5-4,75%. Indeks dolar – yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya termasuk mata uang yen, euro dan sterling – bertambah 0,068 % menjadi 103,65, tetap mendekati tertinggi Selasa lalu (7/2/2023) di 103,96, level terkuat sejak 6 Januari.
Mata uang AS menguat 0,6 % hingga setinggi 132,20 yen. Sumber mengatakan pada Jumat (10/2/2023) bahwa mantan anggota dewan Bank Sentral Jepang (BoJ) Kazuo Ueda akan menjadi gubernur berikutnya. Dalam sebuah wawancara pada hari yang sama, Ueda mengatakan BoJ pantas mempertahankan kebijakan ultra-longgarnya saat ini.
“Pasar mulai memahami bahwa gubernur baru tidak akan se-hawkish seperti yang diperkirakan investor pada awalnya. Sikapnya pada kebijakan saat ini lebih seimbang, atau sedikit dovish,” yang akan membuat yen tetap lemah,” kata Naka Matsuzawa, kepala strategi Nomura di Tokyo.
Euro melemah 0,09 % menjadi 1,06685 dolar dan sebelumnya menyentuh 1,0656 dolar untuk pertama kalinya sejak 9 Januari. Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,20475 dolar, turun 0,1% hari ini.
Aussie turun 0,09 % menjadi 0,6912 dolar AS, dan kiwi Selandia Baru kehilangan 0,11 % menjadi 0,6304 dolar AS. (Antara)
No Comments