BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal menguji level psikologis di angka 8.000, pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/10/2025) setelah ditutup melemah 0,214% menjadi 8.034, 822 pada Rabu (1/10/2025).
Mengutip laporan Phintraco Sekuritas, Kamis (2/10/2025), IHSG akan bergerak pada resistance 8.100, pivot 8.050, dan support 8.000.
“Secara teknikal, pembentukan histogram negatif pada MACD masih berlanjut serta Stochastic RSI berada pada pivot area. Kami memperkirakan IHSG berpotensi uji level psikologis 8.000 pada perdagangan, Kamis (2/10/2025),” demikian laporan Phintraco Sekuritas.
Disebutkan, pergerakan indeks, antara lain dipengaruhi oleh berita government shutdown di Amerika Serikat (AS) dan indikator ekonomi di dalam negeri. Saham yang direkomendasikan, di antarnya UNVR, ANTM, JPFA, MAIN, dan PYFA.
Pada September 2025 terjadi inflasi 0,21% MoM dari deflasi 0,08% MoM di Agustus 2025, akibatnya inflasi tahunan berakselerasi menjadi 2,65% YoY dari 2,31% YoY di Agustus 2025 dari perkiraan 2,5% YoY.
Inflasi inti tercatat sebesar 2,19% YoY dari 2,17% YoY, namun masih di bawah estimasi 2,2% YoY. Meskipun mengalami kenaikan, namun laju inflasi September 2025 masih dalam kisaran target Bank Indonesia (BI), yaitu 1,5%-3,5%.
Data manufacturing PMI bulan September 2025 turun ke level 50,4 dari 51,5 pada Agustus 2025, namun masih mengindikasikan terjadinya ekspansi.
Sedangkan neraca perdagangan bulan Agustus 2025 membukukan surplus US$ 5,49 miliar, naik dari US$ 4, 18 miliar di Juli 2025, serta lebih baik dari perkiraan US$ 3,99 miliar.
Ini merupakan surplus tertinggi sejak Oktober 2022, seiring kenaikan ekspor 5,78% YoY dan penurunan impor sebesar 6,56% YoY. Seiring diterapkannya tarif resiprokal AS sebesar 19%, laju pertumbuhan ekspor pada Agustus 2025 merupakan pertumbuhan paling kecil sejak April 2025, karena ekspor ke AS hanya tumbuh 2,96%, turun dari bulan sebelumnya yang tumbuh 38,8%. (nov)


