BRIEF.ID – PT Pertamina (Persero) menegaskan tidak mencari untung disaat terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang dialami stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.
“Pertamina tidak memanfaatkan situasi kelangkaan BBM swasta. Kami juga tidak mencari keuntungan,” kata Direktur Utama (Dirut) Pertamina Simon Aloysius Mantiri di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Simon menyatakan, pembicaraan dengan badan usaha pengelola SPBU swasta terus berlangsung untuk mencapai kesepakatan. Dalam berdiskusi, lanjutnya, baik Pertamina maupun pengelola SPBU swasta saling terbuka satu sama lain.
“Kami sama-sama open book agar harga di masyarakat tidak terpengaruh. Agar tidak ada kenaikan harga di masyarakat,” kata Simon.
Pertamina Patra Niaga mengatakan PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk (pengelola SPBU bp) sepakat menindaklanjuti kerja sama impor bahan bakar minyak (BBM) ke pembicaraan yang lebih teknis.
“Vivo, APR, dan AKR sudah sepakat untuk menindaklanjuti pembicaraan lebih teknis,” ujar Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun.
Roberth mengatakan tahap selanjutnya dari pembahasan kerja sama impor BBM adalah kesepakatan ihwal dokumen pernyataan dalam rangka menjaga Good Corporate Governance (GCG) dan regulasi, seperti pernyataan antimonopoli, pencucian uang, penyuapan, dan lain-lain.
Selain itu, badan usaha pengelola SPBU swasta nantinya akan menyampaikan komoditi yang dibutuhkan, membahas kesepakatan terkait spesifikasi produk, key terms, serta syarat dan ketentuan umum.
Roberth menekankan bahwa proses pengadaan berjalan dengan kesepakatan dari tiga badan usaha swasta tersebut, sebab pengiriman kargo dalam satu pengadaan yang sama dan tidak terpisah-pisah.
Di sisi lain, Exxon dan Shell belum dapat melanjutkan pembicaraan karena Shell perlu berkoordinasi dengan kantor pusat, sedangkan Exxon akan berdiskusi untuk kebutuhan November sebab masih memiliki stok yang memadai. (nov)