BRIEF.ID – Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi meninjau, kesiapan panen di daerah Kabupaten Blora dan Grobogan, Provinsi Jawa Tengah untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan yang memadai sehingga dapat menstabilkan harga beras di pasaran.
“Kami melihat langsung tanda-tanda awal panen di kawasan ini,” kata Bayu melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (25/2/2024).
Bayu didampingi Bupati Blora Arief Rohman meninjau kondisi hamparan persawahan di daerah sentra produksi Kabupaten Blora dan dilanjutkan ke Grobogan, yang mulai panen dan sebagian lagi akan panen pada sepekan atau dua pekan mendatang.
Menurut Bayu, Bulog bersama Pemda setempat juga melihat aktivitas yang meningkat di salah satu pusat penggilingan padi milik CV Sumber Makmur Blora, yang menandakan bahwa panen sudah mulai datang.
Mulai masuknya beras swasta ke pasar dengan harga sesuai HET, kata dia, diharapkan dapat segera mendorong pasar beras untuk kembali normal. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kepastian harga dan pasokan bagi masyarakat, serta mengurangi tekanan terhadap ketersediaan beras di pasaran.
Bayu menuturkan, berbagai langkah dan upaya diambil oleh Bulog dan pemerintah daerah dalam mengendalikan harga beras sehingga dapat menjaga stabilitas harga di pasaran. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan pasar beras dapat segera kembali ke kondisi normal untuk kesejahteraan masyarakat.
Bulog berkomitmen akan terus memantau perkembangan harga dan pasokan beras di pasar, serta melakukan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar dan kesejahteraan masyarakat, salah satunya penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Sementara itu, Murdono pemilik penggilingan CV Sumber Makmur Blora menjelaskan, sudah ada sekitar 100 ton beras premium dalam kemasan merek Mawar dan merek Padi yang siap dikirim ke ritel modern dan pasar tradisional dengan harga jual sekitar Rp13 ribu per kilogram, sesuai harga eceran tertinggi (HET).
“Harga jualnya sekitar Rp13 ribu per kilogram sehingga akan dijual ke konsumen dengan harga sesuai HET. Juga masih ada sekitar 50 ton beras pecah kulit belum dikemas dan 100-an ton gabah siap olah,” ujar Murdono.
No Comments