Dialog Etika Demokrasi – Bagian 1

October 2, 2024

BRIEF.ID – Pertemuan antara Presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan bukan sekadar momen simbolis.

Pertemuan dua tokoh itu menjadi pusat perhatian dalam dinamika politik nasional yang lebih luas. Di balik pertemuan  Megawati dan Prabowo, terdapat pesan kuat tentang bagaimana dua tokoh besar Indonesia, yang memiliki peran historis dan pengaruh signifikan di kancah politik, dapat menciptakan potensi perubahan dalam lanskap politik.

Jika ditinjau secara mendalam, pertemuan ini bukan hanya soal taktik dan strategi politik pragmatis, tetapi lebih dari itu, yaitu sebuah cerminan dari upaya untuk memperkuat demokrasi yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Megawati dan Prabowo, sebagai negarawan yang telah lama berkiprah, memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan demokrasi yang lebih matang, beretika, dan berfokus pada kepentingan bangsa secara menyeluruh.

Dalam konteks ini, penting untuk menganalisis pertemuan tersebut tidak sekadar sebagai peristiwa politik, melainkan sebagai representasi dari kematangan berdemokrasi yang mengutamakan persatuan, kesejahteraan rakyat, dan stabilitas nasional.

Nilai-nilai Pancasila seperti persatuan dan kerakyatan seharusnya menjadi fondasi dalam setiap keputusan yang diambil oleh kedua tokoh ini. Pertemuan tersebut, idealnya, membuka ruang dialog tentang kebijakan publik yang strategis dan berorientasi pada kepentingan rakyat, bukan sekadar kalkulasi politik untuk memenangkan kekuasaan.

Secara historis, Megawati sebagai tokoh yang mewarisi nilai-nilai Bung Karno sekaligus pemimpin Partai PDI Perjuangan, dan Prabowo dengan latar belakang militer dan kepemimpinan di Partai Gerindra, adalah dua figur yang membawa perspektif berbeda namun sama-sama memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah bangsa. Dalam pertemuan ini, mereka diharapkan tidak hanya memikirkan aliansi politik yang pragmatis, tetapi juga bagaimana mengedepankan politik sebagai instrumen moral yang dapat membawa bangsa menuju stabilitas dan kemajuan.

Lebih jauh, perlu dicatat bahwa pertemuan ini memiliki dampak strategis dalam merancang koalisi pemerintahan yang efektif dan stabil pasca-pemilu. Namun, lebih dari sekadar kalkulasi kekuasaan, yang ditunggu masyarakat adalah bagaimana kedua pemimpin ini dapat menciptakan peta jalan baru yang terfokus pada kemaslahatan umum, seperti reformasi hukum, peningkatan kesejahteraan, dan keadilan sosial.

Penulis Dr Benny Susetyo, Pakar Komunikasi Politik

No Comments

    Leave a Reply