Jakarta, BRIEF.ID – Genap berusia 39 tahun pada 7 Desember 2022, PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) membukukan kinerja yang gemilang di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Perseroan pun sudah menyiapkan berbagai strategi untuk menjaga pertumbuhan yang impresif dan berkelanjutan pada masa mendatang.
Direktur Utama BRI Finance, Azizatun Azhimah atau akrab disapa Azizah mengatakan kondisi ekonomi belum sepenuhnya pulih dari krisis karena pandemi. Namun, tantangan bagi industri keuangan kembali muncul yaitu inflasi global yang tinggi, dan mendorong bank sentral di berbagai negara tak terkecuali Indonesia mengatrol suku bunga acuan.
Kendati demikian, kata Azizah, industri keuangan Tanah Air termasuk BRI Finance sebagai salah satu pelaku bisnisnya, tak ingin menyerah terhadap keadaan. Dengan berbagai stimulus dari pemerintah, juga strategi tepat perseroan untuk merespon kondisi, BRI Finance mampu berkinerja gemilang.
Buktinya, per Oktober 2022 BRI Finance berhasil menumbuhkan aset sebesar 43,0%, dan piutang sekitar 41,4% secara tahunan. Pertumbuhan disbursement pun mencapai 39,3% diiringi kenaikan laba sebesar 129% secara tahunan. Di samping hal tersebut, BRI Finance secara signifikan berhasil melakukan perbaikan kualitas piutang pembiayaan sehingga non performing financing (NPF) Multiguna perseroan tetap stabil sebesar 0,5% dengan NPF coverage sebesar 182,5%.
“Ini menjadi salah satu bukti di usianya yang ke-39 BRI Finance semakin matang mengarungi bisnis, kendati menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Dan kami dengan berbagai strategi yang tepat akan secara konsisten mempertahankan pertumbuhan ke depan sesuai tema ulang tahun BRI Finance kali ini Arise Together Stronger Forever,” kata Azizah.
Azizah pun merinci strategi yang diterapkan pihaknya. Pertama adalah protect and extend yaitu melalui resegmentasi pada pembiayaan komersial. Selanjutnya perluasan publikasi dan digitalisasi bisnis, juga membangun kolaborasi payment gateway channel dan digitalisasi. Kemudian pengembangan digital financing platform yaitu MyBRIF, serta percepatan digitalisasi proses bisnis pembiayaan.
Kedua leverage yaitu memperluas manfaat layanan dengan memasuki segmen dan wilayah pasar baru yang lebih besar. Terkait itu, perseroan menguatkan branchless financing pada unit kerja perusahaan induk dan perluasan pembiayaan di secondary city. Dalam hal ini perseroan diperkuat 27 Kantor Cabang (KC) dengan 180 Unit Kerja Bank BRI. Pada tahun depan, BRI Finance pun berkomitmen untuk terus menambah jaringan unit kerjanya.
Strategi ketiga adalah transform, dengan menciptakan bisnis baru yang berbeda dari bisnis inti. Dalam hal ini, transformasi komposisi portofolio pembiayaan dari segmen komersial ke segmen multiguna terus dipacu.
Terakhir adalah strategi build, di mana perseroan mengembangkan segmen used car dan refinancing pada digital dan conventional channel.
“Melalui strategi-strategi tersebut kami ingin merealisasikan visi besar kami yaitu menjadi Top 10 Profitable Multifinance Company di Indonesia pada 2027,” ujar Azizah menekankan.
Terus Berinovasi
Strategi-strategi itu pun diiringi BRI Finance dengan upaya inovasi berkesinambungan secara konsisten untuk meningkatkan layanan, khususnya dalam aspek digital, seperti menjadikan MyBrif sebagai one stop digital financing platform, sehinggamenjadikan MyBrif sebagai media informasi dan transaksi hingga customer self service media.
BRI Finance memperkuat kolaborasi digitalisasi bersama business partner, baik otomotif maupun non otomotif, market place hingga media publikasi. Perseroan pun mengkreasi layanan cepat yaitu fast track dengan dua jam approval. Selain itu, perluasan payment gateway channel melalui kerja sama dengan BRIMO, E-Wallet, retail store dan perbankan lainnya.
Adapun untuk produk, saat ini BRI Finance menawarkan beragam skema pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan debitur, baik pembiayaan korporasi hingga pembiayaan multiguna (perorangan). Di segmen consumer ada pembiayaan mobil baru dan mobil bekas, pembiayaan sepeda motor, hingga pembiayaan fasilitas dana. Adapun di segmen korporasi ada pembiayaan COP dan/atau MOP serta sewa operasi. Untuk segmen komersial ada pembiayaan investasi serta pembiayaan modal kerja dan SPK financing.
No Comments