BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (1/8/2025) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan melanjutkan pelemahan memasuki awal Agustus 2025, setelah sehari sebelumnya ditutup melemah 65,55 poin atau 0,87% ke posisi 7.484,34.
Berdasarkan data perdagangan, sebanyak 228 saham menguat, 412 saham melemah, dan 164 saham stagnan. Aktivitas perdagangan tercatat sebanyak 2.004.162 transaksi dengan volume mencapai 41,63 miliar lembar saham senilai Rp18,27 triliun. Indeks LQ45 turun 7,68 poin atau 0,96% ke posisi 790,47.
Saham-saham dengan kenaikan harga tertinggi antara lain, BBRC, BUVA, CGAS, KUAS, dan COCO, sementara penurunan harga terdalam dialami OASA, OKAS, KBLM, VAST, dan PNGO.
Investor asing kembali mencatatkan net sell sebesar Rp1,26 triliun pada Kamis (31/7/2025) dengan penjualan terbesar terjadi pada saham BBCA sebesar Rp 975,47 miliar, BMRI (Rp 356,51 miliar), ANTM (Rp 193,03 miliar), BBRI (Rp 81,58 miliar), dan TOWR (Rp 58,40 miliar).
Di kutip dari D’Origin, saham-saham Wall Street ditutup melemah pada Kamis (31/7/2025) setelah sempat menguat di awal perdagangan, tertekan oleh respons investor terhadap laporan keuangan dan data ekonomi terbaru, serta sikap wait and see menjelang rilis kinerja dari perusahaan besar seperti Amazon dan Apple.
Dow Jones Industrial Average turun 0,74% ke 44.130,98. S&P 500 melemah 0,37% ke level 6.339,39. Nasdaq Composite turun tipis 0,03% ke 21.122,45.
Di kawasan Asia-Pasifik pasar melemah karena investor mencermati keputusan Bank of Japan mempertahankan suku bunga di 0,5% dan mengevaluasi tarif impor baru AS terhadap Korea Selatan dan India.
Bursa Eropa ditutup melemah mencetak level penutupan terendah dalam lebih dari sepekan akibat laporan keuangan perusahaan yang mengecewakan dan kekhawatiran pasar terhadap dampak tarif impor dari Amerika Serikat (AS).
Harga minyak dunia turun karena kekhawatiran investor menjelang tenggat 1 Agustus 2025 terkait tarif dagang baru dari Presiden AS Donald Trump, serta ketidakpastian kesepakatan dagang dengan sejumlah negara. Harga minyak Brent kontrak September turun 0,97% ke US$ 72,53 per barel, sementara WTI turun 1,06% ke posisi US$ 69,26 per barel.
Harga emas dunia menguat di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar menjelang tenggat tarif impor AS yang ditetapkan Presiden Trump, mendorong investor beralih ke aset safe haven. Harga emas spot naik 0,46% ke US$ 3.290,24 per troi ons, kontrak berjangka emas AS turun tipis 0,2% ke US$ 3.347,80 per ons.
CPO Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah menghentikan reli dua hari sebelumnya, akibat tekanan dari turunnya harga minyak nabati pesaing, kekhawatiran atas peningkatan produksi, serta lemahnya permintaan ekspor; kontrak CPO Oktober di Bursa Malaysia Derivatives turun 0,75% ke MYR 4.245 per ton.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan, turun 51 poin atau 0,31% ke level Rp 16.456 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.405. Sementara itu, kurs referensi BI (Jisdor) mencatat Rupiah di posisi Rp 16.459 per dolar AS. (nov)