BRIEF.ID – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti, mengatakan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) akan mendorong transformasi perekonomian di Indonesia dan dunia.
“Saya melihat ini satu potensi yang luar biasa dan juga kami melihat bagaimana pengembangan eksyar ini akan memainkan peran penting dalam transformasi perekonomian dunia maupun Indonesia karena kembali ekonomi keuangan syariah itu tidak hanya menawarkan aspek pertumbuhan atau profit tapi juga melihat impact-nya, bermakna,” kata Destry di Surabaya, Jumat (13/9/2024).
Dalam Pembukaan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa 2024 Road to Indonesia Sharia Economic Festival 2025, Destry menuturkan ekonomi dan keuangan syariah memiliki keunggulan yaitu berdaya tahan di tengah krisis karena ditopang oleh model bisnis yang solid, inklusif, berkelanjutan, dan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat.
Menurut dia, karakteristik bisnis model syariah bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan utama yang dihadapi global sekarang ini, yaitu kesenjangan ekonomi, perubahan iklim atau isu lingkungan dan instabilitas ekonomi.
“Bagaimana pertumbuhan itu harus mencapai inklusi, harus dirasakan oleh semua masyarakat, harus tujuannya maslahat kesejahteraan, dan bagaimana untuk bisa berkelanjutan, artinya kita harus juga menyayangi alam, kita harus green, kita harus blue dan sebagainya,” ujarnya.
Apalagi saat krisis keuangan global pada 2008 dan krisis moneter di Indonesia pada 1997 dan 1998, ia mengatakan institusi keuangan berbasis syariah termasuk instrumen keuangan yang terbukti relatif lebih kuat dibandingkan institusi konvensional karena ada underlying asset.
Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan menjadi penting seiring dengan meningkatnya gaya hidup berbasis nilai syariah atau sharia compliance.
Berdasarkan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report tahun 2023-2024, pengeluaran terkait konsumsi baik makanan, fesyen dan traveling yang sharia compliance terus mengalami peningkatan dari US$ 2,29 triliun pada 2022, dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan menjadi lebih dari US$ 3 triliun pada 2027.
Selain itu, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah yang besar karena mayoritas populasi penduduk di Indonesia adalah Muslim.
Potensi ekonomi dan keuangan syariah juga ditopang oleh tren digitalisasi yang terus meningkat, dan 73 persen dari populasi Indonesia adalah kalangan anak muda yang digital savvy atau erat dengan dunia digital.
“Adanya digitalisasi ini tentunya akan mendorong akselerasi dan perkembangan eksyar mulai dari layanan perbankan, investasi, e-commerce hingga kegiatan zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ziswaf), semua bisa kita lakukan dalam satu genggaman handphone kita karena digitalisasi,” ujarnya.
Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa 2024 merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-11 yang akan diselenggarakan pada 30 Oktober sampai 3 November 2024 di Jakarta.
Kegiatan Fesyar Jawa 2024 meliputi Sharia Economic Forum Seminar and Talkshow yang mengulas topik-topik hangat seputar eksyar seperti pengembangan ekosistem produk halal, pemberdayaan UMKM syariah, dan optimalisasi dana Ziswaf di era digital.
Acara itu juga diintegrasikan dengan Sharia Fair yang menampilkan UMKM syariah unggulan, business matching, dan lomba menarik yang berlokasi di pelataran Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. (Antara)
No Comments