Danantara Permudah Pencatatan APBN

BRIEF.ID – Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyatakan, peralihan dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara membantu pencatatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi lebih sederhana.

“Keberadaan Danantara membuat pencatatan APBN lebih sederhana, sehingga lebih terbatas peluang melakukan financial engineering untuk membuat APBN nampak lebih cantik,” kata Wijayanto dikutip dari Antara, Selasa (15/7/2025).

Dia menjelaskan, financial engineering yang dimaksud yaitu ketika pemerintah memberikan banyak penyertaan modal negara (PMN) dengan sumber dana dari utang, lalu BUMN memberikan dividen yang besar. Strategi itu dianggap membuat defisit APBN nampak lebih rendah, sementara utang pemerintah justru bertambah.

“Hal ini terjadi dalam puluhan tahun terakhir, mengapa defisit APBN selalu di bawah 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), tetapi rasio utang terhadap PDB melejit terus,” katanya.

Menurutnya, meski pemerintah kehilangan sumber penerimaan akibat peralihan dividen ke Danantara, tetapi tanggung jawab pemerintah terkait PMN juga turut dialihkan. Artinya, ada pengurangan penerimaan (cash in flow), tetapi juga ada pengurangan tanggung jawab PMN (cash out flow).

“Jadi dari sisi cash flow tidak terlalu berdampak, bahkan mengingat kebutuhan dana untuk restrukturisasi BUMN yang akan sangat besar di tahun-tahun mendatang (BUMN Karya, Farmasi dan Garuda), sesungguhnya Pemerintah diuntungkan dari sisi cash flow,” ujarnya lagi.

Hanya saja, lanjutnya,  dividen tercatat sebagai penerimaan, sedangkan PMN tidak tercatat sebagai bagian dari pengeluaran dalam APBN, karena merupakan investasi.

“Sehingga dengan adanya Danantara, maka APBN terkesan nampak lebih buruk walau sesungguhnya tidak berdampak,” ujar dia.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan terus mengupayakan peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari berbagai sektor di luar setoran dividen BUMN. PNBP diproyeksikan hanya mencapai Rp 477,2 triliun atau 92,9% dari dari target Rp 513,6 triliun.

Namun, pemerintah memitigasi agar dampak negatif dari perpindahan dana tersebut tidak sepenuhnya terjadi. Sri Mulyani menyampaikan bahwa pihaknya berupaya menekan potensi kehilangan pendapatan hingga hanya separuhnya, dengan menambal sisanya melalui penerimaan baru.

“Dengan beberapa measure kita akan kurangi mitigasi, sehingga perbedaannya mungkin hanya sekitar Rp 40 triliun. Artinya PNBP mencari tambahan penerimaan baru sebesar Rp 40 triliun, sehingga koreksi Rp 80 triliun tidak seluruhnya muncul di sana,” katanya. (nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

OJK Bakal Tertibkan Influencer Keuangan, Aturan Sedang Digodok

BRIEF.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana menertibkan influencer...

Indonesia Harus Perkuat Potensi Komoditas untuk Ketahanan Ekonomi Hadapi Perang Dagang

BRIEF.ID - Indonesia harus memperkuat potensi komoditas untuk ketahanan...

IHSG Menguat Ditopang Saham Emiten Prajogo Pangestu, BREN Melesat 7,53%

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Mentan: Tindak Tegas Pelaku Praktik Kecurangan Beras Demi Menjaga Keadilan Pasar

BRIEF.ID - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan,...