BRIEF.ID – Ekonom senior Chatib Basri memprediksi akan ada uang senilai triliunan rupiah yang bergulir disaat hari pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu), yang bisa berdampak positif pada ekonomi Indonesia.
Hal itu menurutnya berdasarkan perhitungan jika setiap partai politik mengirimkan saksi ke seluruh tempat pemungutan suara (TPS) di Indonesia yang berjumlah 800 ribu lebih. Setiap saksi , tentunya diberi akomodasi berupa uang oleh partai pengirim.
“Kalau katakanlah satu orang dalam satu hari Rp100 ribu, tiga kali makan, ada tiga orang kali 800 ribu TPS, pada hari itu untuk satu partai saja pengeluarannya butuh sekitar Rp240 miliar,” kata Chatib saat menjadi pembicara pada Bank BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Pembicara lainnya adalah Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Republik Indonesia (RI) Febrio Kacaribu, dan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo.
Chatib membahas materi tentang prospek makroekonomi pada Pemilu ditengah ketidakpastian perekonomian global. Disebutkan, jika ada 10 partai yang mengirim para saksi itu ke TPS, maka uang yang bergulir dalam satu hari pelaksanaan pemilu tersebut totalnya bisa mencapai Rp2,4 triliun.
Menteri Keuagan Periode 2013-2014 itu mengatakan, fenomena itu disebut sebagai spending effect, di mana uang itu muncul dari berbagai belanja yang dikeluarkan oleh partai politik peserta pemilu. Belum lagi, kata dia, hal tersebut juga terjadi selama periode kampanye sebelumnya.
Ia menilai gelaran pemilu itu bisa berdampak positif dan mengembalikan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,9 % pada triwulan ketiga menjadi di atas 5%.
“Jadi saya melihat bahwa efek terhadap pertumbuhannya itu positif ya,” ujar Chatib.
Selain itu, ia juga menilai proses pemindahan kekuasaan yang akan terjadi pada 2024 di Indonesia itu tidak termasuk ke dalam tantangan dan risiko tinggi bagi ekonomi Tanah Air. Sebab menurutnya tantangan ekonomi dari kebijakan dagang negara lain serta kondisi geopolitik itu lebih berpengaruh dibandingkan tantangan pelaksanaan Pemilu. (NOV/ANTARA)
No Comments