BRIEF.ID – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berkomitmen untuk terus mendidik dan mencetak sumber daya manusia (SDM) berstandar internasional yang mampu menghadapi berbagai tantangan ketidakpastian global di masa depan. Oleh karena itu FEB UI fokus pada lima skill yang dipersiapkan untuk menghadapi segala macam perubahan yang terjadi.
Dekan FEB UI Teguh Dartanto menjelaskan kelima skill tersebut merupakan hal-hal mendasar dari keterampilan manusia. Hal itu diungkapkan Teguh dalam rangka acara Puncak Dies Natalis ke-72 FEB UI yaitu Panel Dialogue on N-Helix Collaborations for the Future Higher Education di the Ballroom Djakarta Theater, Rabu (7/12) malam.
“Sebetulnya ada lima skill yang harus dipersiapkan untuk menghadapi ketidakpastian global di masa depan. Oleh karena itu pendidikan di Indonesia harus fokus terhadap hal hal mendasar dari keterampilan manusia tersebut,” ujarnya menekankan.
Pertama, adalah skill untuk menyelesaikan permasalahan dengan critical thinking dan creativity. Kedua, skill SDM untuk lebih resilience agar tahan banting. Dalam hal ini menurut Teguh dibutuhkan persistensi, adaptability dan juga semangat untuk tidak takut gagal dan berani mencoba.
Ketiga adalah skill untuk mampu bekerja sama dengan orang lain dari latar belakang yang beragam. Sehingga yang dibutuhkan adalah kemampuan komunikasi yang mumpuni, keinginan membangun kolaborasi dan mutual understanding.
Keempat adalah skill untuk mengerti dan memperbaiki keadaan menjadi lebih ideal. Oleh karena itu, menurut Teguh SDM dari FEB UI ditanamkan social awareness yang tinggi. Kelima, skill untuk memberikan pengaruh sosial.
“Artinya SDM yang memiliki kontribusi dengan social impact yang diperlukan adalah inisiatif dan leadership. Lima skill itu menjadi fokus dalam menyiapkan SDM ke depan dari FEB UI untuk menghadapi segala macam perubahan yang ada secara global,” ujarnya menegaskan.
Adapun secara jangka pendek, yaitu dalam menghadapi tahun 2023 yang diproyeksikan lebih menantang, pihaknya berupaya mendorong dua hal utama. Yaitu pertama bagaimana mengubah cara pandang dan pola pikir untuk lebih mampu berkolaborasi. Sebab menurutnya di era yang penuh ketidakpastian ini menghadapi ancaman ke depan kita perlu kolaborasi satu sama lain.
Kedua adalah skill mengenai evidence based artinya SDM harus bisa membaca fakta dan data. Juga mengaitkan fakta dan data sehingga tidak mudah terpengaruh oleh informasi-informasi yang mungkin kurang positif.
“Dua hal itu yang menjadi concern kami menghadapi tahun depan, atau tantangan jangka pendek ini,” lanjutnya.
Pembangunan SDM dengan berbagai skill tersebut, menurutnya merupakan bagian penting dari transformasi di dunia pendidikan tinggi. Sehingga SDM yang dihasilkan berubah lebih baik dengan pola pikir luas dan berstandar global.
“Karena bagaimanapun juga masa depan dunia tergantung dengan orang-orang yang ada di Indonesia juga. Contohnya, Indonesia bagian dari G20 artinya memang suara Indonesia diperhitungkan. Oleh karena itu pendidikan tinggi harus mau bertransformasi dengan orientasi harus global. Untuk bisa menjadi global maka kita harus juga mengikuti global standard yang bisa dilakukan melalui akreditasi internasional,” kata Teguh.
Seperti diketahui, baru-baru ini FEB UI memperoleh akreditasi internasional Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB), yang merupakan salah satu penilaian paling bergengsi di dunia untuk sekolah bisnis. Bahkan dari sekitar 13.000 sekolah bisnis di dunia, kurang dari 6% yang telah masuk pengesahaan AACSB mengingat ketatnya proses akreditasi tersebut.
Sebelum memperoleh akreditasi tersebut FEB UI juga sudah memperbarui akreditasi Internasional Association of MBAs (AMBA) untuk program studi Magister Manajemen (MM FEB UI). Sehingga menjadikan FEB UI sebagai satu-satunya sekolah bisnis di Indonesia yang memiliki ‘Double Crown’ yaitu tingkat tertinggi pengakuan internasional atas pendidikan tinggi sekolah bisnis (AACSB dan AMBA).
Teguh melanjutkan, untuk terus bertransformasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pihaknya berkomitmen untuk menggapai the last crown of EQUIS accreditation. Sehingga FEB UI bisa menjadi bagian dari 1% sekolah bisnis di dunia yang memiliki triple crown accreditation.
Untuk menggapai akreditasi ketiga tersebut menurut Teguh butuh perjalanan panjang dengan waktu persiapan 3-5 tahun dari saat ini. Akreditasi ketiga tersebut sangat berbeda dari dua akreditasi sebelumnya yang menjadi fondasi untuk menggapai last crown.
“Yang terakhir ini yang dibutuhkan adalah internasionalisasi. Artinya harus semakin banyak mengundang mahasiswa asing ke Indonesia. Dan kami juga harus mendorong dosen dan mahasiswa untuk lebih aware dan engage dengan dunia internasional sehingga ini butuh pekerjaan lebih besar, lebih banyak dan lebih keras,” tuturnya.
Dalam acara tersebut hadir juga Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, Ph. D., dan Ketua Iluni FEB UI Alexandra Askandar yang memberikan welcoming remarks. Sebagai narasumber diskusi panel hadir founder Kitabisa.com Alfatih Timur, ekonom Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph. D., dan pengusaha sukses Shinta Kamdani.
Umumkan Penghargaan
Dalam acara ini, FEB UI mengumumkan penghargaan bagi talenta-talenta terbaik di bidangnya. Untuk Publikasi Terbaik diraih oleh Arnold Japutra, Ph.D dari Departemen Manajemen, Desi Adhariani, Ph.D dari Departemen Akuntansi, dan Khoirunurrofik, Ph.D dari Departemen Ilmu Ekonomi.
Kategori Pengabdian Masyarakat terbaik diraih Desi Adharian, Ph.D dari Departemen Akuntansi, Dr. Dwini Handayani dari Departemen Ilmu Ekonomi, dan Dr. Rambat Lupiyoadi dari Departemen Manajemen.
Untuk penghargaan Dosen Terbaik jenjang Sarjana dan Pascasarjana diraih Luluk Widyawati, S.E., M.Bus., Ph.D Unit Kerja Jenjang S1 Dept. Akuntansi; Rus’an Nasrudin, S.E., M.IDEC., Ph.D. Unit Kerja Jenjang S1 Dept. Ilmu Ekonomi; Rahmat Aryo Baskoro, S.E., M.M. Unit Kerja Jenjang S1 Dept. Manajemen; Elvia Rosantina, S.E., M.B.A., Ph.D. Unit Kerja Pascasarjana Dept. Akuntansi; Thia Jasmina, S.E., M.Sc., Ph.D. Unit Kerja Pascasarjana Dept. Ilmu Ekonomi dan Prof. Dr. Adi Zakaria Afiff, S.E., M.B.A. Unit Kerja Pascasarjana Dept. Manajemen.
Untuk Publikasi Mahasiswa Terbaik diraih oleh Maya H. Montolalu dari Program Studi Ilmu Ekonomi. Sementara Tendik Terbaik diraih Devi Sefutri Widy dari Unit Kerja Biro Pendidikan; Sintani Sari Aristi Unit Kerja Departemen Manajemen; dan Juli Prasetyo Utomo dari Unit Kerja Sumber Daya Manusia.
Ada pula penghargaan Beyond Academic yang diperoleh M. Alfatih Timur Alumni Departemen Manajemen dengan pencapaian Social Acts Movements “Kitabisa.com”. Serta Candra Darusman Alumni Studi Pembangunan (Ilmu Ekonomi) dengan pencapaian sebagai Penggagas festival music jazz “Jazz Goes to Campus”.
No Comments