BRIEF.ID – Cap Go Meh adalah perayaan yang menandai hari ke-15 sekaligus penutupan rangkaian Tahun Baru Imlek dalam budaya Tionghoa. “Cap Go Meh” dalam bahasa Hokkien berarti “malam ke-15” (Cap = sepuluh, Go = lima, Meh = malam).
Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan dalam nuansa khas di berbagai daerah, seperti Glodok (Jakarta), Singkawang (Kalimantan Barat), dan Bogor (Jawa Barat). Perayaan ini juga sering berbaur dengan budaya lokal, seperti lontong Cap Go Meh, yang merupakan akulturasi dengan tradisi kuliner Nusantara.
Perayaan Cap Go Meh 2025 di Jakarta berlangsung meriah pada Rabu (12/2/2025) dengan pusat acara di Pancoran China Town Point, Glodok, Jakarta Barat.
Acara dimulai pada sekitar pukul 13.00 WIB dan menampilkan berbagai hiburan seni budaya, seperti tarian Betawi, angklung, barongsai, liong, tanjidor, ondel-ondel, dan gambang kromong. Selain itu, terdapat penampilan dari Hitadewi Abhassara, penyanyi yang meraih juara kompetisi lagu mandarin.
Perayaan ini juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung, dan wakilnya, Rano Karno, yang kompak mengenakan pakaian tradisional Tionghoa, Changsan. Mereka berbaur dengan masyarakat dalam arak-arakan yang dimeriahkan atraksi Liong, Barongsai, dan Ondel-ondel.
Selain di Glodok, perayaan Cap Go Meh juga berlangsung di kawasan Cideng, Jakarta Pusat, yang disemarakkan atraksi Barongsai, Liong Naga, dan Tatung.
Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Daerah Khusus (DK) Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan, festival Cap Go Meh menunjukkan harmoni dari keberagaman budaya, serta mengajarkan beragam nilai-nilai penting yang diwariskan oleh para leluhur.
“Jakarta bisa menjadi rumah bagi beragam etnis, agama, kepercayaan dan budaya yang hidup berdampingan,” ujar Teguh.
Selain di Glodok, sejumlah perayaan Cap Go Meh juga berlangsung serempak pada 12 Februari 2025 di beberapa kota lain di Indonesia, di antaranya Bogor, Singkawang, Palembang, hingga Yogyakarta. (nov)