Jakarta – PT BRI Multifinance Indonesia atau BRI Finance (BRIF) berencana menerbitkan obligasi dengan total Rp 700 miliar. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi pembiayaan tahun ini.
Tahun ini, BRIF menargetkan dapat peningkatan total pembiayaan baru di atas Rp 5 triliun. Ekspektasi itu ditargetkan berasal dari pembiayaan mobil baru, bekas, dan sepeda motor. Saat ini, perseroan menawarkan tiga jenis pembiayaan, yaitu pembiayaan konsumer, komersial, dan korporasi.
Direktur Utama BRIF Azizatun Azhimah mengatakan, perseroan akan memanfaatkan dana hasil emisi obligasi senilai Rp 700 miliar untuk ekspansi bisnis tahun ini, berupa pemberian fasilitas pembiayaan kepada calon-calon debitur.
“Obligasi BRIF telah mendapat peringkat idAA (double A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo),” ungkap Azizatun di Jakarta, Selasa (19/7/2022). Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT BCA Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Penawaran umum Obligasi I BRI Finance Tahun 2022 akan berlangsung pada 2-4 Agustus 2022. Sementara penjatahan diproyeksikan 5 Agustus 2022 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Agustus 2022.
Sebagai bagian dari BRI Group, Azizatun Azhimah melanjutkan, BRIF membidik menjadi multifinance dengan total aset di atas Rp 10 triliun pada 2024 dengan fokus pada pembiayaan konsumer. Berbagai strategi telah disiapkan untuk mewujudkan target tersebut.
“Pada semester II tahun 2022, manajemen BRIF akan menerapkan sejumlah strategi bisnis, seperti optimalisasi single gateway auto loan BRI Group, pengembangan digitalisasi bisnis dan payment gateway, penguatan struktur, kebijakan, dan digitalisasi sistem sumber daya manusia (SDM), dan implementasi fast track approval,” tutup Azizatun.
Azizatun melanjutkan, BRIF menawarkan tiga jenis pembiayaan, yaitu pembiayaan konsumer, komersial, dan korporasi. Pembiayaan konsumer meliputi pembiayaan mobil baru (NewCAR), mobil bekas (BRIfused), pembiayaan motor (BRIFmotorcycle), dan pembiayaan fasilitas dana melalui BRIfast.
Pembiayaan komersial, menurut Azizatun, terdiri atas pembiayaan investasi (BRIFCommercial) dan pembiayaan modal kerja dan SPK financing (BRIeFing Solusi Modal Kerja). Adapun pembiayaan korporasi mencakup pembiayaan COP, MOP, dan Sewa Operasi (BRIFLEET).
Hingga Mei 2022, BRIF mencatatkan total piutang pembiayaan senilai Rp 5,6 triliun. Angka tersebut naik 29% secara tahunan atau tumbuh sekitar 18% dari Desember 2021. Porsi piutang pembiayaan multiguna tercatat sebesar 68% naik dari 59% pada Desember 2021.
BRIF juga berhasil meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas aset. Total aset tercatat melesat menjadi Rp 6,3 triliun pada Mei 2022 atau naik 21% year to date. Kontribusi terbesar dari peningkatan aset berasal dari piutang pembiayaan konsumen dan kenaikan pada aset sewa operasi.
Di Atas Rata-rata
Adapun tahun 2021, BRIF mampu membukukan kenaikan pendapatan operasional sebesar 24% menjadi Rp 612 miliar, dibandingkan tahun 2020 senilai Rp 493 miliar. Laba bersih melesat 803% menjadi Rp 43 miliar pada 2021, dibandingkan Rp 5 miliar pada 2020. Perseroan juga berhasil mencetak peningkatan ROE sebanyak 3,8% pada 2021.
“Laju pertumbuhan laba bersih BRIF tahun lalu berada di atas rata-rata industri yang mencatat pertumbuhan sebesar 118%,” terangnya.
Begitu juga kinerja kekuangan sampai Mei 2022, menurut dia, pendapatan telah melesat menjadi Rp 327 miliar. Angka tersebut setara dengan 48% dari perolehan tahun 2021. Kenaikan ini selaras dengan pertumbuhan portofolio pembiayaan.
“Laba bersih BRIF juga tumbuh signifikan mencapai 126% menjadi Rp 25 miliar hingga Mei 2022, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 11 miliar. Pencapaian ini sejalan dengan peningkatan signifikan pendapatan bersamaan dengan beban relatif dapat terjaga,” katanya.
No Comments