BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) memutuskan tetap menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 5,75%. Begitu juga suku bunga deposit facility tetap di level 5%, dan suku bunga lending facility di level 6,5%
Keputusan itu, diumumkan Gubernur, BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Menurut Perry, dengan memperhatikan kondisi perekonomian global yang dalam ketidakpastian, serta ancaman tarif yang akan diberlakukan Amerika Serikat (AS), RDG BI memutuskan untuk tetap mempertahankan BI-Rate di kisaran 5,75%.
Adapun RDG BI berlangsung mulai Selasa (18/2/2025) hingga Rabu (19/2/2025), dengan membahas sejumlah kebijakan moneter, yang antara lain untuk menjaga kestabilan rupiah dan mengendalikan inflasi.
Keputusan RDG BI yang menahan suku bunga acuan di kisaran 5,75% direspon negatif pelaku pasar, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia makin terpuruk.
IHSG terpantau makin tertekan hingga terhempas dari level 6.800. Hingga pukul 15:20 waktu JATS, IHSG berada di level 6.781, di mana harga saham-sajam perbankan berada di zona merah, terkoreksi antara 2%-4%.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau mengalami penurunan tertinggi di antara 4 saham bank besar, yakni terkoreksi 4,59% atau Rp250 menjadi Rp5.200 per lembar, diikuti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang turun 4,42% atau Rp210 menjadi Rp4.540 per saham.