BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 berada di kisaran 4,8% sampai 5,6%. Pernyataan itu, disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, di Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Perry menyampaikan, hasil RDG BI didasarkan pada assesmen kondisi ekonomi global, ekonomi domestik, serta kondisi moneter, sektor keuangan dan sistem pembayaran terkini.
Menurut dia, di tahun 2025 ketidakpastian pasar keuangan global semakin meningkat disertai dengan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.
Hal itu, diperparah oleh rencana pengetatan perdagangan di AS melalui kenaikan import komoditas dan cakupan negara yang lebih luas telah menyebabkan risiko peningkatan fragmentasi perdagangan dunia.
“Kondisi ini disertai eskalasi ketegangan geopolitik di beberapa belahan dunia mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 diperkirakan akan melambat menjadi 3,1% dari perkiraan sebesar 3,2% pada 2024,” kata Perry Warjiyo.
Inflasi dunia juga akan meningkat dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, dipengaruhi oleh gangguan rantai pasok suplai dunia.
Di AS, penurunan Red Fund Rate atau FFR diperkirakan akan lebih lambat akibat inflasi yang lebih tinggi. Selain itu, kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif mendorong imbal hasil atau yield US treasury tetap tinggi baik untuk tenor jangka pendek atau jangka panjang.
Hal ini akan menyebabkan penguatan mata uang dolar AS secara luas terus berlanjut disertai berbaliknya preferensi investor global dengan memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS.
“Penguatan dolar akan menyebabkan tekanan pelemahan berbagai mata uang dunia, dan menahan aliran masuk portofolio asing di berbagai negara berkembang (emerging market),” ungkap Perry.
Perkembangan ekonomi global yang diikuti dengan semakin meningkatnya berbagai ketidakpastian pasar keuangan global tersebut membutuhkan respon kebijakan yang lebih kuat untuk memitigasi dampak negatifnya terhadap perekonomian di negara berkembang termasuk Indonesia
Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai tetap terjaga didukung oleh permintaan domestik. Investasi diperkirakan tumbuh positif pada triwulan IV 2024 ditopang oleh penyelesaian berbagai proyek strategis nasional, dan investasi swasta didukung oleh insentif dari pemerintah.
konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap tumbuh didukung keyakinan konsumen yang terjaga serta dampak positif pelaksanaan pilkada di berbagai daerah.
Belanja pemerintah lebih tinggi seiring kenaikan aktifitas belanja akhir tahun. Ekspor non migas diperkirakan melambat dipengaruhi permintaan ekonomi global yang belum kuat.
Secara sektoral pertumbuhan ekonomi Indonesia juga ditopang oleh sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, serta sektor perdagangan besar dan eceran.
“Berdasarkan hal ini, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan di 2024 berada dalam kisaran 4,7% sampai 5,5%, dan akan meningkat menjadi 4,8% sampai 5,6% pada 2025,” ungkap Perry.
Dia menambahkan, BI dan pemerintah harus terus bersinergi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi baik dari sisi permintaan maupun penawaran.
Oleh karena itu BI akan terus melakukan bauran kebijakan moneter, yang bersinergi dengan stimulus kebijakan fiskal pemerintah. (jen)