BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), pada Triwulan II – 2025 tetap terjaga dan defisit transaksi berjalan tercatat rendah di tengah perlambatan ekonomi global dan harga komoditas.
Transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. NPI pada Triwulan II – 2025 mencatat defisit US$ 6,7 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 sebesar US$ 152,6 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
BI menyatakan, pada Triwulan II – 2025, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 3,0 miliar atau 0,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih tinggi dibandingkan defisit US$ 0,2 miliar atau 0,1% dari PDB pada Triwulan I – 2025.
“Neraca perdagangan nonmigas tetap membukukan surplus, meski lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Junanto Herdiawan dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Jumat (22/8/2025).
Di sisi lain, kata Junanto, defisit neraca perdagangan migas menurun sejalan dengan harga minyak global yang lebih rendah. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, seiring dengan kenaikan pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai pola triwulanan.
“Surplus neraca pendapatan sekunder meningkat dipengaruhi kenaikan hibah dan remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri,” kata dia.
Kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Investasi langsung membukukan peningkatan surplus dibandingkan Triwulan I – 2025 sebagai cerminan dari terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik.
“Investasi portofolio mencatat defisit terutama didorong oleh aliran keluar modal asing dalam bentuk surat utang domestik,” ujarnya.
Sementara itu, investasi lainnya mencatat surplus dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta. Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada Triwulan II – 2025 mencatat defisit sebesar US$ 5,2 miliar.
“Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal,” katanya.
Kinerja NPI 2025 diprakirakan tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial serta defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran defisit 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB. Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang tetap baik dan imbal hasil investasi yang menarik. (Nov)