BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) merilis perkembangan indikator stabilitas nilai tukar rupiah pada sejak Senin (7/8/2023) hingga Sabtu (12/8/2023).
Pada Kamis (10/8/2023), rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.180 per dolar Amerika Serikat (AS), yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke 6,31%, indeks dolar (DXY/indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, mencakup Euro, Yen Jepang, Poundsterling Inggris, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss) menguat ke level 102,52, dan yield US Treasury (UST) dengan tenor 10 tahun naik ke level 4,10%.
“Pada hari Jumat, rupiah dibuka pada level Rp 15.200 per dolar AS (dan) yield SBN 10 tahun naik ke 6,33%,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono melalui keterangan tertulis, yang diterima Sabtu (12/8/2023).
Ia mengatakan, terkait aliran modal asing, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 10 Agustus 2023 sebesar 78,99 basis poin (bps), naik dibandingkan 4 Agustus 2023 yang sebesar 76,76 bps.
“Berdasarkan data transaksi 7-10 Agustus 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp14,59 triliun terdiri dari beli neto Rp1,45 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 16,04 triliun di pasar saham,” jelas Erwin.
Ia menyebutkan, selama kurun tahun 2023, data setelmen hingga Kamis (10/8), nonresiden beli neto Rp92,12 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp22,74 triliun di pasar saham.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata dia.
No Comments