BRIEF.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, menjelang akhir tahun 2022 kinerja perekonomian Indonesia relatif baik dan tetap terjaga.
Capaian itu tercermin pada tren surplus neraca perdagangan Indonesia yang terus berlanjut mencapai US$ 5,16 miliar. Dan, secara kumulatif sejak Januari hingga November 2022, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 50,59 miliar.
“Capaian yang sangat positif bagi perekonomian kita. Sektor eksternal memberikan sumbangan ekspor lebih besar dari impor dan ini berkontribusi terhadap pertumbuhan kita. Meskipun demikian, kita tetap waspada bahwa perkembangan global yang cenderung akan melemah,” kata Menkeu seperti dilansir laman Sekretariat Kabinet, Selasa (20/12/2024).
Menurut Menkeu, indikator lain yang menunjukkan perekonomian Indonesia sangat sehat dan kuat adalah indeks keyakinan konsumen, indeks penjualan ritel dan ritel mobil, mandiri spending index, konsumsi listrik, serta penjualan sepeda motor yang tercatat terus meningkat dan ekspansif.
“Ini artinya untuk kelompok household kelas menengah masih memiliki daya beli dan kemauan untuk berkonsumsi yang cukup sehat dan ini pasti akan mendukung pertumbuhan ekonomi kita terutama untuk kuartal keempat ini. Dengan situasi ini kita lihat pertumbuhan ekonomi tahun 2022 kita masih akan relatif terjaga di kuartal keempat,” jelas dia.
Ia menekankan pentingnya untuk tetap waspada terhadap tren perekonomian tahun depan akibat pengaruh gejolak perekonomian global, yang secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia.
“Namun kalau di lihat dari sisi environment global pengaruhnya ke ekspor, kita lihat dari sisi domestik kita masih punya sumber pertumbuhan ekonomi yang harus dan akan kita jaga, seperti konsumsi, investasi, dan government spending,” ujarnya.
Dari sisi inflasi, Menkeu menyatakan bahwa perkembangan inflasi Indonesia juga masih relatif baik yaitu di 5,4%. Hal ini dipengaruhi oleh faktor volatile food yang terus konsisten menurun atau stabil.
“Ini adalah prestasi. Karena pada saat dunia menghadapi kenaikan harga-harga pangan dan energi kita masih bisa mengendalikan dengan menjaga suplai dan juga distribusi dari berbagai kebutuhan pangan dan energi nasional,” ujarnya.
Sementara itu, surat berharga negara Indonesia juga tercatat dalam situasi yang relatif membaik meskipun dihadapkan pada capital outflow dari sisi kepemilikan asing terhadap surat berharga yang mengalami penurunan.
“Indonesia bisa menjaga daya saing cost of fund dari pembiayaan, meskipun hal ini perlu untuk kita jaga. APBN terus memberikan signal yang kredibel dan kuat. Kebijakan makro kita yang konsisten dan kredibel memberikan dampak bagi kinerja surat berharga yang jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain,” ujar Menkeu.
Dikatakan, kinerja perekonomian Indonesia yang relatif positif ini dinilai konsisten dengan penilaian dari lembaga-lembaga pemeringkat global, seperti Fitch Ratings dalam hal ini menyampaikan afirmasi Indonesia adalah dalam posisi BBB stable.
“Pada saat seluruh negara-negara di dunia mengalami outlook negatif atau di down grade, lembaga-lembaga rating memberikan assessment yang stabil dari rating kita. Ini adalah sesuatu yang sangat remarkable,” pungkas Menkeu.
No Comments