BRIEF.ID – Lembaga keuangan global, JP Morgan, menyebut terdapat 7 negara berkembang (emerging market) dengan pasar ekuitas paling menarik di semester II 2025.
Adapun ke-7 negara tersebut mewakili kawasan Amerika Latin, Uni Emirat Arab, Uni Eropa, dan Asia. Salah satunya adalah negara Asia Tenggara, yaitu Filipina.
“Pakar strategi emerging market kami menilai positif pasar ekuiti India, Brasil, Filipina, Chili, UEA, Yunani, dan Polandia, di paru kedua tahun ini,” demikian hasil riset JP Morgan, yang tertuang dalam Global Market Strategy terbaru, yang dirilis pada 19 Mei 2025.
Dalam laporan hasil riset tersebut, JP Morgan menjelaskan pasar ekuitas emerging market lebih menarik dibandingkan negara-negara maju, pada semester II 2025.
Hal itu, disebabkan pasar ekuitas emerging market telah mengalami pelemahan kinerja yang cukup dalam dibandingkan negara-negara maju, selama kurun waktu 4 tahun terakhir. Secara kumulatif, pasar ekuitas emerging market telah mengalami koreksi sebesar 40% sejak tahun 2021.
Namun memasuki kuartal I 2025, JP Morgan menaikkan status pasar ekuiti emerging market dari underweight ke netral, dan kemudian meningkatkan leevelnya menjadi overweight untuk semester II 2025.
Berikut analisa pakar strategi emerging market JP Morgan untuk potensi pasar ekuitas di 7 negara emerging market, yang paling menarik di paruh kedua tahun ini:
1. India
Tercatat sebagai negara yang memiliki siklus perdaagangan yang baik, India dinilai menjadi tempat berlindung yang aman di tengah perang dagang 2.0.
Secara fundamental, momentum ekonomi India menunjukkan peningkatan, bahkan Quantitative Macro Index (QMI) India menunjukkan tanda-tanda mencapai titik terendah dan kembali ke siklus awal.
Kebijakan moneter pemerintah, melalui dua pemotongan suku bunga berturut-turut, dan langkah-langkah penambahan likuiditas semakin mendorong pertumbuhan India, sehingga didapuk menjadi negara dengan PDB 2025 tertinggi oleh JP Morgan.
Pemulihan berkelanjutan dalam permintaan pedesaan, pengurangan pajak yang berlaku mulai akhir April, pelonggaran rezim kebijakan moneter, penurunan inflasi, musim hujan normal, dan harga komoditas yang lemah menjadi pertanda baik bagi laba di semester II 2025.
2. Brasil
Latar belakang global seperti keistimewaan Amerika Serikat (AS) yang moderat, dolar AS yang lebih lemah, dan peningkatan Tiongkok menjadi pertanda baik bagi pasar beta tinggi, khususnya Brasil.
Siklus pelonggaran besar akan dimulai pada kuartal IV 2025, seiring pemilihan umum yang akan berlangsung di tahun 2026. Hasil jajak pendapat popularitas pemerintah menjadi kunci untuk diperhatikan.
3. Filipina
Menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk daftar 7 negara berkembang yang memiliki pasar ekuitas menarik di paruh kedua tahun ini, tak lepas dari kebijakan pemerintah Filipina yang mementingkan kestabilan domestik.
Di tengah ketidakpastian eksternal, pasar ekuitas Filipina cenderung positif ditopang pertumbuhan ekonomi yang berfokus pada kekuatan domestik, yakni konsumsi 77% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan ekspor 16% terhadap PDB).
Kebijakan moneter Filipina juga dinilai sangat akomodatif dengan perkiraan penurunan suku bunga sebanyak 4 kali tahun ini, serta inflasi pangan domestik yang menurun, juga menjadi nilai tambah bagi pasar ekuitas Filipina.
4. Chili
Penyelenggaraan Pemilu Chili, yang akan dimulai pada kuartal IV 2025 menunjukkan sikap yang lebih pro-bisnis. Selain itu, penurunan suku bunga yang besar pada 2024 mendukung pertumbuhan ke depannya, sementara inflasi tetap rendah. Opsi pada harga tembaga yang lebih tinggi.
5. UEA
Di kawasan Timur Tengah, pasar ekuitas negara-negara Uni Emirat Arab (UEA) dinilai makin menarik, seiring pertumbuhan strukturalnya yang kuat, kurangnya sektor manufaktur, dan titik impas fiskal/akun berjalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Arab Saudi.
6. Yunani
Di kawasan Eropa, pasar ekuitas Yunani menjanjikan prospek menarik, karena pengembalian sedang/risiko rendah untuk obligasi. Selain itu, pengembalian modal dari bank (10% hasil dividen + pembelian kembali) dan PDB 2% juga diprediksi tercapai sesuai rencana.
Apalagi Yunani dinilai kurang terpapar risiko tarif mengingat pariwisata adalah ekspor utama. Bank dengan diskon PE 20% terhadap SX7E.
7. Polandia
Sisi positif dari Polandia adalah ekonomi Eropa kembali beraksi dan berakselerasi. Berorientasi positif pada kawasan benua biru yang lebih kuat, meskipun ada risiko dari kinerja yang sudah kuat sepanjang tahun ini. (jea)