BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak pada resistance 8.150, pivot 8.100, dan support 1.950 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/10/2025).
Laporan Phintraco Sekuritas, yang dirilis Rabu (15/10/2025) menyatakan bahwa IHSG diperkirakan berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji level support di angka 7.950-8.000.
“Secara teknikal, indikator Stochastic RSI dan MACD mengalami Death Cross disertai dengan kenaikan volume jual. IHSG juga ditutup di bawah level MA5 dan MA20,” demikian laporan Phintraco Sekuritas.
Saham-saham yang direkomendasikan di antaranya, ASSA, NCKL, INDY, MEDC, dan ULTJ.
Sementara itu, IHSG ditutup melemah di level 8.066,52 atau turun 1,95% pada perdagangan di BEI, Selasa (14/10/2025). Sedangkan mayoritas indeks di bursa Asia ditutup melemah. Tiongkok menjatuhkan sanksi kepada lima anak usaha Hanwha Ocean yang terkait dengan AS, perusahaan pembuat kapal Korea Selatan, karena dugaan keterlibatan dalam penyelidikan terhadap industri pelayaran Tiongkok.
Tiongkok juga melarang organisasi dan individu Tiongkok untuk melakukan bisnis dengan perusahaan yang terkena sanksi. Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan ketegangan Tiongkok-AS.
Defisit APBN hingga September 2025 sebesar 1,56% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara Rp 371,5 triliun, melebar dari Agustus 2025 yang sebesar 1,35% dari PDB.
Namun defisit itu masih lebih rendah dibandingkan dengan target defisit APBN 2025 yang sebesar 2,78%. Pendapatan negara mencapai Rp 1.863,3 triliun atau 65% dari target, lebih rendah dari periode sama tahun lalu Rp 2.000,6 triliun.
Realisasi belanja mencapai Rp 2.234,8 triliun, atau 63,4% dari target 2025. Keseimbangan primer sebesar Rp18,0 triliun, yang artinya pendapatan negara cukup membiayai belanja di luar pembayaran bunga utang. Investor akan mencermati data Foreign Direct Investment Kuartal III-2025, yang diperkirakan turun 6% setelah di Kuartal II-2025 turun 7%. (nov)