BRIEF.ID – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa penanganan cacar monyet atau monkeypox (Mpox) yang ditetapkan sebagai kegawatdaruratan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membutuhkan kerja sama lintas negara.
Dia menyebut bahwa pendekatan yang digunakan dalam penanganan Mpox hampir sama dengan yang dilakukan terhadap penanganan COVID-19.
“Mpox adalah tidak hanya kasus yang dialami oleh satu negara, lebih dari satu negara, transboundary, sehingga penanganannya juga memerlukan kolaborasi, kerja sama yang baik,” kata Menlu pada rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Dia mengatakan, sejak awal Kemlu RI berkoordinasi dengan WHO, terlebih Indonesia menjadi tuan rumah dari perhelatan Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 di Bali pada 1-3 September 2024.
Indonesia juga mendapat dukungan dari WHO untuk penilaian risiko bersama (joint risk assessment).
“Alhamdulillah penyelenggaraan dapat berjalan dengan lancar, semua langkah preventif dan rekomendasi WHO kita jalankan, sehingga sampai saat saya tidak mendengar apapun adanya kasus Mpox yang terjadi setelah penyelenggaraan Indonesia Afrika Forum yang ke-2,” ujarnya.
Disebutkan, sejumlah langkah kerja sama yang dijalin Indonesia dengan negara lain dalam penanggulangan Mpox, utamanya terkait distribusi vaksin Mpox.
“Baru minggu yang lalu kalau tidak salah, Indonesia sudah menerima 1.600 dosis vaksin produksi Bavarian Nordic dari Denmark,” kata Menlu.
Indonesia, lanjutnya, juga tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Jepang yang merupakan produsen vaksin LC16 dengan mengusulkan beberapa pembelian vaksin. Selain itu, Indonesia juga berencana berbagi dosis vaksin Mpox kepada negara-negara Afrika.
“Dengan Afrika, kemarin mereka juga minta beberapa bantuan untuk pengiriman diagnostic equipment dan obat-obatan terapeutik,” kata dia.
No Comments