Februari 2024, Harga CPO Naik 4,06%

February 1, 2024

BRIEF.ID – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan harga referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) dan pungutan ekspor (PE) periode 1-29 Februari 2024 sebesar US$ 806,40  per metrik ton, naik 4,06% dari sebelumnya.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Budi Santoso mengatakan, mulai 1 Februari 2024 penetapan harga referensi CPO dilakukan setiap sebulan sekali, berlaku dari tanggal 1 sampai dengan tanggal terakhir bulan pemberlakuan.

“Harga referensi CPO mengalami peningkatan yang menjauhi ambang batas sebesar US$ 680  per metrik ton. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar US$ 33  per metrik ton dan PE CPO sebesar US$ 85 dolar  per metrik ton untuk periode 1-29 Februari 2024,” kata Budi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Sumber harga untuk penetapan harga referensi CPO diperoleh dari rata-rata harga selama periode 25 Desember 2023 hingga 9 Januari 2024 pada Bursa CPO di Indonesia sebesar US$ 790,84  per metrik ton, Bursa CPO Malaysia sebesar US$ 821,97  per metrik ton, dan Pasar Lelang CPO Rotterdam sebesar US$ 806,40  per metrik ton.

Budi menyatakan, peningkatan harga referensi CPO  dipengaruhi  beberapa faktor, di antaranya peningkatan permintaan minyak sawit yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi terutama dari Indonesia dan Malaysia, serta peningkatan harga minyak mentah dunia.

Sementara itu, harga referensi biji kakao periode Februari 2024 ditetapkan sebesar US$ 4.345,70  per metrik ton, meningkat US$ 114,73  atau 2,71% dari bulan sebelumnya.

Hal ini berdampak pada peningkatan Harga Patokan Ekspor (HPE) biji kakao pada Februari 2024 menjadi U$ 4.012  per metrik ton, naik US$ 112  atau 2,87% dari periode sebelumnya.

Peningkatan harga referensi dan HPE biji kakao antara lain, dipengaruhi  peningkatan permintaan yang tidak diimbangi  peningkatan produksi, terutama di negara-negara produsen di wilayah Afrika, seperti Pantai Gading dan Nigeria akibat penyakit tanaman serta fenomena El Nino. (ANTARA)

No Comments

    Leave a Reply