Hari Valentine, Momen Bahagia Penuh Kasih Sayang yang Dinantikan

February 5, 2023

BRIEF.ID –Pada bulan Februari, perayaan yang marak  diperingati  di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia  adalah Hari Valentine.

Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang selama 15 tahun terakhir bermukim di Los Angeles, Amerika Serikat punya pengalaman menarik terkait Hari Valentine, yang dirayakan pada setiap tanggal 14 Februari itu.

Pria lajang yang akrab disapa  Toro Pribadi  yang  kini berkarier di salah satu perbankan papan atas dunia, mengaku sebagai salah seorang ‘pemuja’ Hari Valentine.

“Sebenarnya malu untuk mengakui. Tapi terus terang, saya  selalu berusaha memanfaatkan momen bahagia  penuh kasih sayang di Hari Valentine. Sejak masih di Indonesia dulu sampai sekarang, saya selalu merayakan Hari Valentine, apakah dengan kekasih atau sahabat dekat,” kata Toro saat dihubungi pada Sabtu (4/2/2023).

Bagi Toro  Hari Valentine  adalah perayaan spesial yang sangat berkesan. Selain melakukan tukar-menukar kado, momen Hari Valentine juga menjadi ajang untuk membuat kejutan dan berbagi cerita, baik kegiatan di kantor maupun kampus. Bahkan, tidak jarang momen Hari Valentine juga diisi dengan makan malam romantis  di rumah atau hotel.

“Pernah saya diberi hadiah boneka. Ya, tentu saja kaget. Jadi, judulnya saya dikerjain. Pernah saya dikasih satu kotak coklat mahal yang yummy banget rasanya,” jelas dia.

Berjiwa Muda

Sebenarnya, Hari Valentine tidak hanya dirayakan anak muda. Perayaan ini juga kerap melibatkan orang tua berjiwa muda. Apakah ini sekadar euforia atau menjadi kebiasaan, seperti dilakukan Toro.

Tentu, banyak yang bertanya-tanya, mengapa ada  Hari Valentine? Faktor apa  yang melatarbelakangi sehingga  Hari Valentine begitu dinanti-nantikan oleh mereka yang sedang kasmaran?

Seperti dirilis realsimple.com, Sabtu (4/2/2023)  perayaan Hari Valentine  sudah ada sejak dulu. Disebutkan, pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius – pemimpin Gereja Katolik, menetapkan  tanggal 14 Februari sebagai Hari Santo Valentine.  Dan,  sejak itu ada ritual di gereja  pada setiap tanggal 14 Februari. Jadi perayaannya lebih bersifat  religius, bukan romantis.

Berdasarkan penanggalan tetap Romawi kuno, Hari Valentine dirayakan  dalam rangka  memperingati hari kesuburan di musim dingin, yang juga akrab disebut Lupercalia. Kalangan  sejarawan meyakini bahwa Lupercalia menjadi  titik awal Hari Valentine,  yang selama ini mengangkat tema tentang cinta.

Lupercalia adalah perayaan kesuburan, dan mungkin juga termasuk dalamnya ritual di mana pria dan wanita dipasangkan dengan memilih nama dari toples. Pada zaman Yunani Kuno, banyak orang mengamati perayaan pertengahan musim dingin itu sebagai tanggal pernikahan Dewa Zeus dan Dewi Hera.

Perayaan Hari Libur

Mengapa Hari Valentine dirayakan pada tanggal 14 Februari? Secara umum, orang Kristen mula-mula sering memilih waktu untuk merayakan hari libur pada hari-hari yang bertepatan dengan festival dan perayaan yang ada (seperti Hari Natal dan titik balik matahari musim dingin), sehingga mereka menempatkan Hari Valentine pada tanggal 14 Februari, sedangkan Lupercalia dirayakan pada setiap tanggal 15 Februari.

Lalu, siapakah  Santo Valentine? Apa hubungannya dengan kasih sayang, hati, dan  coklat?  Tidak banyak yang tahu bahwa  ternyata  Hari St Valentine adalah hari raya dalam agama Katolik,  yang ditambahkan ke dalam kalender liturgi gereja pada sekitar tahun 500 Masehi.

Hari itu diperingati untuk mendoakan seorang imam yang mati syahid yang kemudian diberi  nama  Santo (St) Valentine atau St Valentine.  Ada juga versi lain,  terkait keberadaan tiga orang suci. Karena  sangat sedikit data penunjang  dan ada juga laporan yang saling bertentangan satu sama lainnya terkait  kisah  St  Valentine, maka hari raya itu akhirnya dihapus dari  liturgi  kristen pada tahun 1969.

Meski tidak banyak yang diketahui tentang sejarah sebenarnya dari St Valentine, yang menjadi dasar Hari  Valentine, legenda St Valentine yang memiliki banyak versi cerita. Salah satu legenda menyebutkan  Valentine menolak untuk berpindah ke paganisme. Penolakan itu berujung   Valentine dieksekusi oleh Kaisar Romawi Claudius II.

Kisah Saint Valentine akhirnya menjadi  dasar penetapan hari libur penuh  kisah romantisme.  Kebiasaan itu  juga kian memperkokoh  hubungan antara Saint Valentine dan cinta, yang diungkapkan lewat  puisi karya penulis Inggris abad pertengahan Geoffrey Chaucer.

Apapun latar belakang sejarahnya, para ‘pemuja’ tidak mempedulikan itu. Yang pasti, Hari Valentine telah menjadi ritus yang paling dinanti-nantikan pada setiap bulan Februari. Selamat menyongsong Hari Valentine.

No Comments

    Leave a Reply