Kepala BNPT : Waspadai Ancaman Intoleransi Jelang Pemilu 2024

November 30, 2022

BRIEF.ID – Kepala  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)  Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafli Amar meminta masyarakat untuk mewaspadai berbagai ancaman intoleransi menjelang Pemilu 2024,  yang  bisa mengarah kepada politik identitas.

“Itu bisa menjadi salah satu kekhawatiran. Kalau intoleran nantinya, akhirnya yang ada adalah politik identitas tertentu yang bisa menyeret pola berpikir masyarakat,” kata  Boy Rafli saat memberikan kuliah umum bertema “Upaya Pesantren dalam Mencegah Intoleransi, Terorisme, Radikalisme, dan Ideologi Transnasional di Indonesia” di Pondok Pesantren Lirboyo, Jawa Timur, Selasa (29/11/2022). 

Di hadapan ribuan   mahasantri Lirboyo Kediri, Boy Rafli menyatakan bahwa setiap anak bangsa wajib  memiliki komitmen cinta tanah air yang tinggi dan menjadi pelopor semangat kebangsaan di seluruh Indonesia.

“Dengan komitmen cinta tanah air yang tinggi, mahasantri Lirboyo dapat menjadi pelopor semangat kebangsaan di negeri ini,” kata Boy Rafli.

Ia mengingatkan  mahasantri untuk tidak  terpengaruh pada politik identitas,  yang  bisa menjadikan masyarakat  penuh dengan konflik. Ia tidak ingin ada konflik itu terjadi pada masyarakat, terlebih lagi terpengaruh dengan intoleran ataupun politik identitas.

“Kami tidak ingin suasana seperti itu sebab bisa didomplengi oleh orang yang punya niatan dalam melakukan aksi teror,” katanya.

Kepala BNPT juga menambahkan pada masa pandemi yang menonjol adalah narasi radikalisme pada media sosial. Sebelum pandemi COVID-19, beberapa aktivitas seperti memberangkatkan anak bangsa ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS terjadi, namun saat pandemi Covid-19 berubah total. Narasi yang ada di media sosial yang begitu kuat.

Kepala  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)  Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafli Amar bersama para mahasantri dan Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH Kafabihi Mahrus di Pondok Pesantren Lirboyo, Jawa Timur, Selasa (29/11/2022). 

BNPT, lanjutnya,  akan terus memperkuat literasi digital dengan melakukan kerja sama ke berbagai manajemen platform dan provider sebagai upaya menjaga agar ruang publik di media sosial tidak ada narasi yang mengarah pada intoleransi dan radikalisme.

BNPT juga terus berupaya keras melakukan berbagai ikhtiar agar intoleransi tidak mengakar. Terlebih lagi, berkaitan dengan tahun politik yang bisa saja diwarnai dengan praktik-praktik intoleransi. Oleh sebab itu, peran ulama juga penting dalam membentengi umat dari berbagai macam pengaruh intoleransi dengan prinsip hubbul wathon minal iman, yakni cinta Tanah Air atau nasionalisme bagian dari iman, sebagai bekal untuk memperkokoh nilai-nilai kebangsaan.

“Jadi, ketika disandingkan nilai kebangsaan dan agama, itulah sebenarnya yang menjadi ciri khas dari karakter ulama pejuang dan pejuang ulama yang diwariskan selama ini,” katanya.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Kafabihi Mahrus mengatakan ancaman terorisme maupun intoleransi itu nyata terjadi.

Ia menyebut ada kekuatan asing yang menginginkan Indonesia menjadi negara yang hancur. Mereka tidak senang jika Indonesia menjadi negara yang aman dan damai. Kiai Mahrus juga meminta masyarakat untuk mewaspadai politik identitas menjelang Pemilu 2024 sebab hal itu hanya digunakan sebagai kedok untuk mencapai kepentingan sesaat.

“Yang penting masyarakat harus cerdas, pandai. Kami dari pesantren multikebangsaan. Siapa pun yang menjadi presiden tetap kami dukung. Harus ditaati siapa pun presidennya, wajib, tidak boleh berontak untuk menjatuhkan presiden, haram dalam hukum Islam,” kata Kiai  Mahrus. (Antara)

No Comments

    Leave a Reply