BRIEF.ID – Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) menyatakan perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiingkok berpotensi menurunkan produk domestik bruto (PDB) global hingga 7% untuk jangka panjang.
Pernyataan itu, disampaikan WTO menyikapi penangguhan kenaikan tarif barang impor selama 90 hari, yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap seluruh negara, kecuali Tiongkok.
WTO menyampaikan, kenaikan tarif yang diberlakukan AS terhadap Tiongkok sebesar 150% dan dibalas oleh Tiongkok dapat memicu perdagangan antarkedua negara mengalami penurunan hingga 80%.
Tak hanya itu, pendekatan saling balas antardua ekonomi terbesar di dunia ini, yang bersama-sama menyumbang sekitar 3% dari perdagangan global, membawa implikasi yang lebih luas yang dapat sangat merusak prospek ekonomi global.
“Membagi ekonomi global menjadi dua blok dengan cara saling membalas ini dapat menyebabkan penurunan jangka panjang dalam PDB riil global hingga hampir 7%,” bunyi pernyataan WTO, seperti dikutip Reuters, Kamis (10/4/2025).
WTO menambahkan, perang tarif antara AS-Tiongkok juga menggiring ekonomi global terbagi dalam dua blok. Pasalnya, negara-negara sekutu AS, seperti Kanada dan Uni Eropa (UE) juga telah menjajaki kemungkinan mengalihkan kerja sama perdagangan dari AS ke Tiongkok. (jea)