TSI Rayakan Kelahiran Lima Ekor Satwa, Ada Owa Aligis, dan Harimau Benggala

November 29, 2024

BRIEF.ID – Taman Safari Indonesia (TSI) merayakan kelahiran lima ekor satwa, terdiri atas satu ekor Owa Aligis, dua ekor Harimau Benggala, serta dua ekor Penguin Humboldt di masing-masing unit bisnis milik TSI Group.

“Kelahiran spesies-spesies ini adalah wujud nyata dari keberhasilan program pengembangbiakan dan konservasi yang kami jalankan,” kata Senior Vice President Marketing TSI Alexander Zulkarnain di Cisarua Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/11/2024).

Ia mengatakan,  kelahiran dua ekor Penguin berlangsung di Jakarta Aquarium & Safari (Jaqs). Kedua ekor Penguin berjenis kelamin jantan ini diberikan nama Flip dan Flop melalui sayembara yang melibatkan ratusan peserta di Instagram.

Kini, Jaqs menjadi rumah bagi delapan ekor Penguin Humboldt. Penguin humboldt yang berasal dari pantai Pasifik Peru dan Cile ini memberikan pengalaman edutainment kepada pengunjung, sekaligus menumbuhkan kesadaran pentingnya melestarikan satwa langka seperti penguin yang populasinya kian terancam.

Kemudian, satwa Owa Aligis atau Owa Ungko lahir di Solo Safari Jawa Tengah, dari pasangan Galih dan Shinta. Bayi jantan yang diberi nama Ron ini menambah jumlah populasi Owa Ungko di Solo Safari menjadi enam individu.

Ron lahir dalam  kondisi sehat dan sudah dapat disaksikan langsung oleh para pengunjung. Kehadiran Ron menjadi tonggak penting dalam upaya konservasi spesies ini, yang dikenal terancam oleh perburuan dan hilangnya habitat akibat deforestasi. Ron sekarang berusia 3 bulan.

Lalu, dua ekor bayi Harimau Benggala jantan yang diberi nama Bima dan Bisma lahir di The Grand Taman Safari Prigen Jawa Timur. keduanya lahir dari pasangan Harimau Benggala Kayla dan Anji pada 24 September 2024.

“Saat ini, kedua bayi harimau tersebut masih berada di bawah perawatan intensif dan pemantauan ketat oleh tim konservasi,” ujar Alex.

Ia menjelaskan, kelahiran Bima dan Bisma menambah jumlah harimau benggala yang ada di Taman Safari Indonesia, yakni menjadi 17 ekor.

“Kami terus berupaya memberikan yang terbaik untuk melestarikan satwa-satwa langka, menjaga kesejahteraan mereka, dan memastikan keanekaragaman genetik yang esensial bagi ekosistem global,” tuturnya.

Alex mengungkapkan, sebagai bagian dari program edukasi dan konservasi, Taman Safari Indonesia senantiasa melibatkan pengunjung dalam berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan perlindungan satwa.

Melalui pendekatan yang menggabungkan hiburan dan pendidikan, lembaga ini terus berupaya menginspirasi generasi mendatang untuk mencintai dan melindungi satwa liar. (Ant/nov)

No Comments

    Leave a Reply