BRIEF.ID – Tren pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut imbas pengumuman kebijakan tarif impor terbaru, yang akan diberlakukan Amerika Serikat (AS) per 1 Agustus 2025.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Jumat (11/7/2025), kurs rupiah dibuka melemah tipis 0,2% sebesar 4 poin atau 0,2% menjadi Rp16.228 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.224 per dolar AS.
Di pasar spot, nilai tukar rupiah dibuka terkoreksi 0,17% menjadi Rp16.248 per dolar AS. Hingga pukul 11:00 WIB, tekanan pada rupiah mulai mereda, dan terpantau berada di level Rp16.218 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi seiring tekanan yang dialami mata uang Asia pada perdagangan pagi ini, imbas kebangkitan indeks dolar AS. Pada penutupan perdagangan Kamis (10/7/2025), indeks dolar AS naik tipis 0,1%.
Mata uang Asia yang dibuka melemah terhadap dolar AS, yaitu Yen Jepang (-0,35%), Ringgit Malaysia (+0,14%), Dolar Singapura (+0,10%), Won Korea Selatan (+0,07%), dan Peso Filipina (-0,03%).
Sementara mata uang Asia, yang berhasil mengalahkan dolar AS, antara lain Baht Thailand (+0,21%), Yuan Tiongkok dan Yuan Offshore (+0,04%), disusul Dolar Taiwan dan Dolar Hong Kong yang menguat tipis.
Presiden AS, Donald Trump, menyampaikan akan memberlakukan tarif impor sebesar 20%-30% untuk barang-barang dari tujuh negara per 1 Agustus 20225.
Ke-7 negara tersebut, yaitu Filipina 20%, Brunei dan Moldova 25%, kemudian Sri Lanka, Irak, Aljazair, dan Libya akan dikenakan tarif 30%.
Sebelumnya, Trump mengumumkan tarif impor 25% untuk Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Kazakhstan, dan Tunisia. Kemudian Afrika Selatan dan Bosnia dan Herzegovina dikenai tarif impor 30%, serta Indonesia 32%.
AS juga akan memberlakukan tarif impor 35% untuk Serbia dan Bangladesh, lalu 36% untuk Kamboja dan Thailand, serta 40% untuk Laos dan Myanmar.
Penguatan indeks dolar AS juga ditopang data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang lebih bagus dari proyeksi pasar, yakni 227.000 dari perkiraan 236.000.
Hal ini menunjukkan jumlah pengangguran AS berkurang, dan ekonomi AS terus meningkat, sehingga memberi amunisi tambahan bagi penguatan dolar AS.
Untuk perdagangan hari ini, rupiah diprediksi bergerak melemah terbatas di kisaran Rp16.200 per dolar AS hingga Rp16.300 per dolar AS. (jea)