BRIEF.ID – Traveloka, platform perjalanan terdepan se-Asia Tenggara berkomitmen untuk memperkuat digitalisasi industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Langkah itu ditempuh untuk memulihkan industri pariwisata, meningkatkan pemberdayaan talenta, dan mempercepat transformasi digital.
Chief Executive Officer (CEO) Transport Traveloka, Iko Putera menyatakan, digitalisasi adalah sebuah keniscayaan karena menghadirkan peluang pertumbuhan ekonomi baru di berbagai sektor, termasuk industri pariwisata.
“Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata penting di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara yang memiliki tingkat penetrasi digital yang tinggi. Riset East Ventures Digital Competitiveness Index (EV DCI) 2022, Yogyakarta berada di peringkat ketiga untuk kategori daya saing digital dengan skor 60,6. Dan, Traveloka melihat transformasi ini dapat berkontribusi signifikan untuk membangun sektor pariwisata di Yogyakarta,” kata Iko di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Ia mengatakan, Traveloka mendukung digitalisasi layanan perjalanan dan wisata secara end-to-end untuk membantu wisatawan merencanakan dan menikmati perjalanan wisata sehingga dapat menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar yang terlibat dalam ekosistem destinasi wisata.
Upaya itu, kata Iko, sukses merangsang pertumbuhan pariwisata Yogyakarta dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi. Mengutip data internal Traveloka, pencarian konsumen untuk destinasi pariwisata Yogyakarta meningkat hampir 40%, pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021.
Selain itu, permintaan konsumen mengunjungi Candi Borobudur meningkat lebih dari 60% pada tahun 2022, dengan 4 destinasi yang paling diminati wisatawan, yaitu Candi Prambanan, Candi Borobudur, Jogja Bay Waterpark, dan Candi Ratu Boko.
Dari segi transportasi, permintaan pencarian menuju Yogyakarta juga terus meningkat signifikan, dimana tercatat permintaan penerbangan dan moda transportasi darat Bus & Shuttle masing-masing lebih dari 2x sepanjang tahun 2022, lebih tinggi dibandingkan 2021.
“Tentu saja, kenaikan ini didorong beragam tawaran produk dan layanan perjalanan Traveloka yang selalu fokus pada memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen,” jelas Iko.
Promosi CHSE
Sebagai bentuk komitmen pada pemulihan industri pariwisata dan kesehatan masyarakat di Yogyakarta, Traveloka aktif mempromosikan penerapan protokol kesehatan cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environmental sustainability (kelestarian kingkungan) yang dikenal dengan slogan CHSE kepada para mitra akomodasi di daerah ini.
Traveloka juga aktif berperan serta dalam program vaksinasi massal untuk para pekerja pariwisata, tenaga pendidik, dan kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dengan membuka sentra vaksinasi Covid-19, yang sampai saat ini telah mendistribusikan sebanyak 15.000 dosis.
Selain itu, Traveloka juga memberdayakan talenta pariwisata melalui jalinan kemitraan dengan Global Sustainable Tourism Council (GSTC) untuk melatih sumber daya manusia (SDM) mitra bisnis akomodasi secara berkelanjutan. Saat ini, SDM yang dilatih Traveloka tersebar di 25 hotel di Yogyakarta.
“Harapannya, melalui pelatihan berkelanjutan, sumber daya manusia industri akomodasi yang berada di garda terdepan industri pariwisata, dapat menerapkan berbagai prinsip berkelanjutan berstandar global. Traveloka konsisten mendukung implementasi prinsip-prinsip keberlanjutan,” jelas Iko.
Lebih lanjut Iko menjelaskan, pada tahun 2022, Traveloka telah menggulirkan program “Travedu Fest” untuk melatih 1.000 peserta sebagai pemangku kepentingan di industri pariwisata, seperti pelajar, komunitas lokal, pelaku UMKM, dan pegiat Desa Wisata di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Yogyakarta. Traveloka juga bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti) untuk mendorong kesuksesan program Kampus Merdeka, melalui program magang di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang salah satu di antaranya adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Traveloka juga aktif mempromosikan 5 destinasi pariwisata super prioritas, yaitu Borobudur (Jawa Tengah), Likupang (Sulawesi Utara), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur) untuk mempercepat penerapan teknologi di sektor pariwisata. Program ini sejalan dengan agenda Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Iko mengatakan, konsumen mendapatkan akses untuk menemukan beragam atraksi wisata lokal, seperti di Borobudur sehingga para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdaftar di platform Traveloka dapat memperluas jangkauan konsumennya.
“Melalui platform Traveloka, kami mendorong pelaku dan konsumen sektor pariwisata mendapatkan manfaat melalui digitalisasi, sehingga kedua sisi terhubung dan mendukung bertumbuhnya ekosistem pariwisata dan ekonomi di sekitarnya,” kata dia
Potensi Besar
Iko menyatakan, Traveloka melihat potensi pariwisata Yogyakarta sangat besar. Mengacu data Bank Indonesia (BI), sektor pariwisata berkontribusi kepada pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) Yogyakarta sekitar 55%.
“Traveloka berkomitmen untuk mendorong digitalisasi sektor perjalanan dan wisata di Yogyakarta, diantaranya mendukung program Kemenparekraf, yang telah mengumumkan gelaran ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 di Yogyakarta,” kata dia.
Secara terpisah, Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari mengatakan, pariwisata sebagai penopang perekonomian Yogyakarta belum maksimal mendatangkan wisatawan mancanegara.
“Potensinya sangat besar. Selain wisata alam, di sini ada wisata budaya, dan kekhasan yang unik juga,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Azril, pengembangan pariwisata Yogyakarta harus beradaptasi dengan pergeseran tren pariwisata yang terjadi selama pandemi.
“Pariwisata harus lebih customize, personalize, dan localize. Ini yang penting juga selain dengan digitalisasi,” kata dia.
Di sisi lain, kata Iko, Yogyakarta adalah tuan rumah penyelenggaraan ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023, yang berlangsung 2-5 Februari 2023. Forum ini menjadi momentum untuk memacu kreativitas dan kesiapan industri pariwisata daerah sekaligus meningkatkan minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Traveloka yang kini hadir di 6 negara Asia Tenggara – Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina, berkontribusi positif untuk menyukseskan ATF 2023 dan memajukan pariwisata Yogyakarta. Traveloka kini memiliki 55 juta pengguna aktif per bulan serta layanan end-to-end, yang mencakup travel, local services, dan layanan keuangan.
“Kami sangat antusias menyambut ATF 2023 di DIY. Kami berharap transformasi digital melalui platform Traveloka relevan dengan kebutuhan dan aspirasi konsumen sehingga berkontribusi dalam mendorong pemulihan pariwisata Yogyakarta dan Indonesia,” kata Iko.
No Comments