BRIEF.ID – Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta menyatakan, Jerman mengambil alih kepemimpinan bersama International Partners Group (IPG) dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) di Indonesia bersama Jepang, mulai awal 2025.
Dikutip dari Antara, Sabtu (22/2/2025) sejak peluncuran JETP pada KTT G20 2022 di Indonesia, Jerman telah menjadi pendukung setia transisi energi Indonesia. Salah satu portofolio proyek bilateral terbesar dalam kerja sama pembangunan yang didedikasikan untuk upaya itu, Jerman memperdalam keterlibatannya dengan mengambil tanggung jawab kepemimpinan bersama, dan membantu mendorong fase berikutnya dari implementasi JETP.
Sementara itu, IPG, yang terdiri atas negara-negara G7, Uni Eropa, Denmark, dan Norwegia, bersama Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) – koalisi global lembaga keuangan terkemuka – berjanji memobilisasi dana US$ 20 miliar atau sekitar Rp 326,1 triliun untuk mendukung tujuan JETP Indonesia.
Komitmen tersebut bertujuan untuk membatasi emisi, mempercepat pengembangan energi terbarukan secara signifikan, dan mencapai emisi nol bersih di sektor listrik pada 2050
Disebutkan, delegasi tingkat tinggi dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Christine Toetzke, mengunjungi Jakarta dari 17–21 Februari.
Delegasi itu berinteraksi dengan pemerintah Indonesia, Co-Lead Jepang, IPG, Sekretariat JETP, dan komunitas JETP yang lebih luas untuk meninjau kemajuan dan mengidentifikasi langkah-langkah penting untuk mempercepat implementasi.
JETP Indonesia telah mencapai kemajuan nyata, dengan sejumlah komitmen penting dari IPG, antara lain sembilan pinjaman dan investasi ekuitas terpisah senilai US$ 1,1 miliar (sekitar Rp17,9 triliun) yang telah disetujui, dengan tambahan US$ 4,8-5,5 miliar (sekitar Rp78,2 triliun sampai sekitar Rp 89,6 triliun) dalam proses.
Berikutnya adalah satu jaminan senilai US$ 1 miliar (sekitar Rp 16,3 triliun) yang telah ditandatangani, jaminan US$ 1 miliar (sekitar Rp 16,3 triliun) lainnya sedang dalam proses.
Lalu, ada juga 43 proyek yang didanai hibah dengan total US$ 230 juta (sekitar Rp3,75 triliun) yang secara aktif mendukung transisi energi Indonesia, dengan tambahan US$ 97 juta (sekitar Rp1,58 triliun) yang sedang dipersiapkan.
Kemudian, perluasan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Muara Laboh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, yang merupakan proyek JETP pertama yang didanai bersama dengan keuangan swasta, ditandatangani awal tahun ini.
Lebih lanjut, keterangan Kedubes Jerman di Jakarta menyebutkan bahwa bersama mitra internasional, Jerman dan Jepang tetap berkomitmen kuat untuk mendukung transisi energi Indonesia dan upaya menuju emisi nol bersih.
JETP, kata mereka, tidak hanya membuka peluang baru untuk pertumbuhan hijau tetapi juga meletakkan dasar bagi pembangunan berkelanjutan, ketahanan ekonomi, dan kemakmuran jangka panjang.
“Pasokan energi hijau akan semakin memperkuat daya saing global Indonesia, memposisikan negara ini sebagai pusat produksi yang siap menghadapi masa depan dan secara langsung berkontribusi terhadap agenda pertumbuhan ekonomi pemerintah yang ambisius,” kata Direktur Jenderal BMZ Christine Toetzke.
Ke depan, Jerman dan Jepang menantikan kerja sama berkelanjutan dengan Indonesia dan mitranya guna mempercepat transisi energi yang adil, inklusif, dan ambisius. (Ant/nov)