BRIEF.ID – Hari Raya Idul Fitri dirayakan umat Muslim di seluruh dunia dengan berbagai tradisi unik, yang mencerminkan budaya masing-masing negara.
Meskipun esensi perayaannya sama, yaitu sebagai hari kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh, setiap negara memiliki cara tersendiri dalam menyambut dan merayakan Lebaran. Berikut beberapa tradisi unik Lebaran di berbagai belahan dunia dikutip dari berbagai sumber, Senin (31/3/2025).
- Indonesia

Indonesia memiliki beragam tradisi unik dalam merayakan Idul Fitri yang berbeda di setiap daerah. Tradisi pulang kampung atau mudik menjelang Lebaran menjadi momen bagi perantau untuk berkumpul bersama keluarga besar di kampung halaman.
Selain itu, momen Idul Fitri juga menjadi ajang bersilaturahmi, saling bermaafan, dan berkumpul bersama keluarga, teman, serta kolega.
Masyarakat Indonesia juga menjadikan Lebaran sebagai ajang untuk menikmati makanan khas seperti ketupat yang disajikan bersama opor ayam, rendang, dan sambal goreng hati.
- Arab Saudi

Sebagai tempat kelahiran Islam, Arab Saudi memiliki tradisi Lebaran yang sangat kental dengan nuansa religius. Banyak warga Saudi yang menghabiskan waktu Lebaran dengan mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah atau Masjid Nabawi di Madinah untuk beribadah.
Selain itu, masyarakat juga saling mengunjungi keluarga dan teman-teman, serta memberikan hadiah kepada anak-anak sebagai bentuk kebahagiaan dan kebersamaan.
Salah satu hidangan khas Lebaran di Arab Saudi adalah Kabsa, yaitu nasi berbumbu dengan daging kambing atau ayam. Hidangan ini menjadi menu utama yang sering disajikan dalam perayaan Idulfitri.
- Turki

Di Turki, Idul Fitri dikenal dengan sebutan Ramadan Bayram atau Festival Ramadan, yang bermakna perayaan kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh.
Tradisi Lebaran di Turki tidak jauh berbeda dengan negara-negara berpenduduk mayoritas Islam lainnya, seperti berbelanja, mengenakan pakaian baru, dan berkumpul bersama keluarga.
Anak-anak di Turki memiliki tradisi unik, yaitu berkeliling mengunjungi rumah-rumah tetangga dan keluarga dengan membawa kantong khusus untuk mengumpulkan permen, makanan manis, dan uang koin dari orang yang lebih tua.
Mereka juga terbiasa mengambil rute yang berbeda saat kembali ke rumah setelah mengunjungi tetangga.
Hidangan khas Lebaran di Turki adalah Baklava, yaitu kue pastri berlapis dengan isian kacang seperti badam, kenari, atau pistachio yang ditumbuk kasar, serta diberi sirup manis yang terbuat dari gula, madu, kayu manis, dan kulit lemon.
- Lebanon

Masyarakat Lebanon memiliki tradisi unik yang mirip di Indonesia, yaitu mengunjungi makam keluarga untuk mendoakan sanak saudara yang telah meninggal. Berbeda dengan tradisi tazkiyah di Indonesia yang dilakukan di penghujung hari Lebaran, di Lebanon ziarah kubur biasanya dilakukan di awal hari setelah shalat Id.
Selain itu, ada tradisi eidiyah, yaitu pemberian uang kepada anak-anak sebagai bentuk kebahagiaan dalam perayaan Idul Fitri. Hidangan khas yang biasa disajikan saat Lebaran di Lebanon adalah Kaak el Eid, kue cincin khas Lebanon, serta Maamoul, kue berisi kacang pistachio, kenari, atau kurma yang ditaburi gula halus.
Makanan khas lainnya adalah Reez a Djeij, yaitu nasi gurih dengan suwiran ayam dan daging, yang disajikan dengan kacang badam dan aneka rempah. Setelah berkumpul bersama keluarga, masyarakat Lebanon biasanya menghabiskan waktu dengan berkeliling menikmati suasana Lebaran.
- Pakistan

Di Pakistan, perayaan Idul Fitri dimulai dengan Chand Raat, yaitu malam bulan sabit yang menandai akhir Ramadan. Pada malam ini, masyarakat Pakistan berbondong-bondong ke pasar malam untuk berbelanja, membeli gelang, serta menghias tangan dengan henna.
Pada hari Lebaran, masyarakat Pakistan biasanya menyajikan Sheer Khurma, yaitu puding susu yang dicampur dengan kurma dan bihun. Selain itu, mereka juga mengunjungi keluarga dan teman-teman serta berbagi hadiah kepada anak-anak.
- Maroko

Perayaan Idul Fitri di Maroko penuh warna melalui makanan dan pakaian khas. Pusat perbelanjaan ramai dikunjungi oleh masyarakat yang membeli pakaian dan makanan sebagai persiapan perayaan Lebaran.
Perempuan Maroko, baik tua maupun muda, biasanya membuat berbagai motif hiasan di tangan menggunakan henna. Hiasan ini menjadi bagian penting dari perayaan Lebaran di Maroko.
Sementara itu, laki-laki Maroko mengenakan gandoura atau djellaba, yaitu jubah kaftan panjang khas Maroko, dengan sepatu sandal tradisional yang disebut belgha, yang berbentuk selop dengan tumit belakang terbuka.
Hidangan khas Lebaran di Maroko adalah Kaab al Ghazal, yaitu pastri berbentuk tanduk rusa yang berisi almond tumbuk manis. Berbeda dengan pastel pada umumnya, Kaab al Ghazal dibuat dengan cara dipanggang dalam oven sehingga memiliki tekstur yang unik.
- Malaysia

Di Malaysia, Idul Fitri atau dikenal sebagai Hari Raya Aidilfitri, dirayakan dengan berbagai tradisi unik yang mencerminkan perpaduan budaya Melayu dan Islam.
Sama seperti di Indonesia, warga Malaysia yang merantau akan pulang ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga besar.
Setelah Idul Fitri, banyak umat Muslim di Malaysia menjalankan puasa enam hari di bulan Syawal, karena diyakini pahalanya sama seperti puasa setahun penuh.
Beberapa keluarga masih mengadakan buka puasa di pagi hari sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri, sebagai simbol peralihan dari bulan Ramadan ke Syawal.
Anak-anak akan mengunjungi rumah sanak saudara dan menerima duit raya, yaitu amplop berisi uang sebagai tanda berkah dan kebahagiaan. Saling meminta maaf antar anggota keluarga dilakukan dengan adat Melayu, seperti bersalaman dan mencium tangan orang yang lebih tua sebagai tanda penghormatan.
Tradisi “rumah terbuka” atau Open House sangat populer di Malaysia, di mana rumah-rumah terbuka untuk tamu dari berbagai kalangan, termasuk teman, tetangga, dan bahkan non-Muslim.
Hidangan khas yang disajikan saat Hari Raya Aidilfitri di Malaysia meliputi rendang, ketupat, lemang, serunding, dan dodol.
Seusai shalat Id, masyarakat biasanya melakukan ziarah ke makam keluarga untuk berdoa bagi mereka yang telah meninggal.
Banyak rumah dihias dengan lampu kelap-kelip dan pelita (lampu minyak tradisional) untuk menyambut Hari Raya dengan suasana meriah.
Meskipun Idul Fitri dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia, setiap negara memiliki cara tersendiri dalam memaknai dan merayakannya. Dari berziarah ke makam di Lebanon, berburu permen di Turki, hingga menghias tangan dengan henna di Maroko, setiap tradisi mencerminkan kekayaan budaya dan kebersamaan yang menjadi inti dari perayaan Idulfitri.
Lebaran tidak hanya menjadi momen untuk mempererat hubungan keluarga dan persaudaraan, tetapi juga menjadi ajang berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar. Perbedaan tradisi di berbagai negara justru memperkaya makna perayaan Idul Fitri, menjadikannya momen yang semakin istimewa setiap tahunnya. (nov)