BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Senin (2/6/2025) diperkirakan akan bergerak dalam rentang konsolidasi dan sangat rentan aksi profit taking dari pemodal lokal, terutama di saham-saham berkapitalisasi besar yang fundamental seadanya.
Minggu ini, disebut-sebut akan dipenuhi sejumlah agenda ekonomi penting dari luar dan dalam negeri yang dapat berpengaruh terhadap sentiment berinvestasi.
Dari dalam negeri dilaporkan, pada Senin (2/6/2025) akan diumumkan data inflasi untuk bulan Mei 2025, yang diperkirakan berada di kisaran antara disinflasi 0,07% dan inflasi 0,22% secara bulanan dan secara tahunan antara inflasi 1,89% dan 1,97%. Suku bunga riil (real interest rate) masih positif sedikit diatas 3,5% (suku bunga 7 hari gadai dikurangi inflasi tahunan) yang seharusnya masih menarik untuk pemodal asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Secara umum, bulan Juni akan ditandai kinerja yang cukup baik, di tengah bergejolaknya perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan dunia, yang diperkirakan akan membatasi kenaikan IHSG secara signifikan.
Dalam lima tahun terakhir, jika dibandingkan dengan kinerja indeks S&P 500 di Wall Street, maka IHSG cenderung stabil atau positif di bulan Juni, dengan kinerja terbaik pada 2024 ( naik 6,22%) dan terlemah pada 2022 (turun sekitaran -1%).
Pasar saham Indonesia dipengaruhi faktor domestik, khususnya terkait pertumbuhan ekonomi, komoditas, dan aliran masuk modal asing.
Di sisi lain, indeks S&P 500 menunjukkan volatilitas lebih tinggi, dengan penurunan tajam pada Juni 2022 (-8,39%) dan kenaikan kuat pada Juni 2023 (+6,47%). Pasar AS sangat dipengaruhi kinerja saham sektor teknologi dan kebijakan moneter the Fed.
Kinerja IHSG ternyata lebih tahan banting pada 2022 dibandingkan S&P 500, tetapi tertinggal pada 2021 dan 2023 karena dominasi saham teknologi di AS. Pada 2024, IHSG mengungguli S&P 500 di bulan Juni, menunjukkan kekuatan pasar emerging markets dibandingkan pasar saham dinegara-negara maju.
Pagi ini, tiga indeks berjangka (futures) utama di Wall Street masih menjadi acuan investasi global, berada dalam teritori negatif seiring dengan kembalinya kekhawatiran terhadap perang dagang dan kondisi fiskal AS.
Rupiah pagi ini diperdagangkan sedikit melemah pada posisi Rp 16.266 per dolar AS dibandingkan Rp 16.259 per dolar AS, pada Jumat lalu.
Harga batubara untuk pengiriman Juli 2025 turun 1,44% ke level US$ 106 per metrik ton. Harga emas di pasar berjangka (XAU) pagi ini stabl di angka US$ 3.314 per ons. IHSG SUPPORT: 7.144 – 7.161 dan RESISTANCE: 7.237 – 7.244
- SAHAM PILIHAN:
- BRPT: 1.200-1.300. Laba bersih BRPT pada 2025 tampaknya akan mampu untuk menembus angka Rp 1,1 triliun atau naik dari Rp 920 miliar pada tahun 2024. Saat ini, saham BRPT diperdagangkan pada rasio P/E sebanyak 100X EPS 2025 atau tergolong cukup mahal untuk sektor sejenis dibandingkan saham perusahaan yang sama di negara-negara lain. SOS
- CUAN: 9.000-12.000. Laba bersih CUAN untuk setahun penuh 2025 tampaknya akan turun sekitaran 96% ke angka 114 miliar rupiah dari Rp 2,6 triliun pada tahun 2024 karena potensi meningkatnya beban pendapatan, operasional, dan pajak. Laba bersih per saham untuk 2025 diperkirakan sekitar Rp 10 per lembar.
- Saat ini CUAN diperdagangkan pada rasio P/E 1.126X EPS 2025 atau sangat mahal dan secara teoritis anda perlu lebih dari 1000 tahun untuk mengembalikan modal anda jika beli saham CUAN diharga sekarang. SOS
- MAPA: 675-900. Pemrintah mulai awal bulan ini akan memberikan paket stimulus dalam bentuk cash kepada para pekerja atau buruh yang berpenghasilan di bawah Rp 3,5 juta dan paket ekonomi lainnya untuk memperbaiki daya beli.
- Kondisi ini ditambah lag denan adanya pemotongan suku bunga acuan Bank Indonesia seharusnya berpotensi menguntungkan perusahaan-perusahaan yang berkorelasi erat dengan consumer, property dan perbankan. MAPA diperkirakan akan mampu mencetak laba bersih untuk setahun penuh 2025 di atas Rp 1,5 triliun vs Rp 1,35 triliun pada tahun 2024. TP1280.
- CERMATI SAHAMA:
- BRMS: 372-404 (BOW H)
- ANTM: 3.060-3.220 (BOW)
- PSAB: 304-324
- ELSA: 478-550 (BOW)
- DEWA: 161-178
- IPCC: 900-1120