BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (11/6/2025) dibuka melemah 16,15 poin atau 0,22 % menuju level 7.214,59. Kelompok 45 saham unggulan (LQ45) juga terkoreksi, turun 4,88 poin atau 0,60 % ke 807,92.
Beberapa laporan menyebut IHSG sempat melambung ke kisaran 7.232–7.233 tepat usai pembukaan. Namun koreksi cepat menggerus level ke 7.207–7.209 dalam waktu singkat, akibat aksi ambil untung (profit taking). Total volume perdagangan mencapai ±1,5–1,6 miliar saham dengan nilai transaksi sekitar Rp 1,1–1,2 triliun hingga awal sesi .
Saat pembukaan, mayoritas sektor teknologi (+1,05 %), energi, dan bahan baku sempat menguat, sementara infrastruktur, transportasi, dan keuangan tertinggal . Jumlah saham menguat di kisaran 235–248, melemah sekitar 140–175, dan stagnan 200–229. Investor direkomendasikan tetap fokus pada saham-saham sektor komoditas dan teknologi.
Koreksi ini mengikuti reli tajam pada perdagangan Selasa (10/6/2025) ketika IHSG melonjak +1,65 % ke 7.230,74, yang didukung net buy asing sekitar Rp 1 triliun. Sentimen global juga menjadi faktor berpengaruh sehingga investor mencermati perkembangan pertemuan dagang AS-Tiongkok, yang memicu harapan adanya kesepakatan positif.
Pada Rabu (11/6/2025), Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan data inflasi bulan Mei 2025, yang secara bulanan diperkirakan akan naik 0,2% dan secara tahunan 2,5%. Inflasi inti, yang biasanya menjadi acuan the Fed, secara bulanan, pada Mei 2025 diperkirakan akan naik sekitar 0,3% vs 0,2% di April dan secara tahunan 2,9% vs 2,8% pada April 2025.
Target inflasi The Fed tahun ini berada pada angka 2,0%. Jika angka inflasi diumumkan di bawah prediksi, maka Wall Street diprediksi akan menghijau karena tumbuhnya harapan akan pemotongan suku bunga, namun jika diatas prediksi, maka Wall Street tampaknya akan terkoreksi.
akan bergerak dalam rentang konsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas walaupun pemodal asing tampaknya akan terus melakukan aksi jual menjelang pengumuman data inflasi AS untuk bulan Mei pada Rabu dan rapat the Fed untuk menentukan kebijakan suku bunga pada 17-18 Juni minggu depan.
Pada Rabu (11/6/2025), tiga indeks berjangka (futures) utama di Wall Street, yang menjadi acuan investasi global, berada pada teritori negatif menjelang pengumuman data inflasi nanti malam.
Rupiah diperdagangkan stabil diangka Rp 16,258 per dolar AS. Harga batubara untuk pengiriman Juli 2025 turun 1,5% ke level US$ 103,65 per metrik ton.
Harga emas di pasar berjangka (XAU) berada di level US$ 3.333 per ons vs US$ 3.321 per ons, pada Selasa (10/6/2025) pagi.
Beberapa analis memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi wajar, dengan support teknikal di kisaran 7.139–7.200, dan resistance berada di 7.260–7.300. CGS International Sekuritas mencatat jumlah saham menguat di awal sesi sebagai indikator positif, memberi dukungan terhadap kelanjutan penguatan, dengan support 7.110–7.170 dan resistance di 7.290–7.350.
BNI Sekuritas menyoroti potensi lanjutan penguatan didorong optimisme AS–Tiongkok, dan merekomendasikan saham seperti ANTM, CUAN, INET, WIFI, AMRT, BRIS sebagai ide trading harian.
SAHAM PILIHAN:
SMGA: 77-124. Laba bersih SMGA yang bergerak dipengadaan bahan baku nikel dan batubara diperkirakan akan menyentuh angka Rp 64 miliar atau naik 215% dari Rp 20,3 miliar di tahun 2024, didorong kenaikan pendapatan yang diperkirakan naik 56% ke angka Rp 1,65 triliun dari Rp 1,06 triliun. SMGA berpotensi naik ke 120-144 rupiah per lembar.
TLKM: 2.840-3.000. Laba bersih TLKM untuk periode 2025 stabil di angka Rp 23 triliun walaupun pendapatan tampaknya akan sedikit melemah ke angka Rp 146,4 triliun vs Rp 149,9 triliun di tahun 2024. TLKM saat ini diperdagangkan pada rasio P/E 12,5X EPS 2025 vs rata-rata rasio P/E selama empat tahun terakhir di angka 14,2X. SOS.
TBLA: 700-820. Laba bersih TBLA untuk setahun penuh 2025 tampaknya berpotensi menyentuh angka Rp 1,1 triliun atau naik 57% dari Rp 700 miliar pada tahun 2024. TBLA saat ini diperdagangkan pada rasio P/E hanya 3,9X EPS 2025. Pada rasio P/E 10X, TBLA selayaknya diperdagankan pada 184 rupiah dikalo 10 = 1.840 rupiah per lembar. (for long term investment 2-3 years).
TODAY’S WATCH:
- BBCA: 8800-9300
- BBRI: 400–4300
- BMRI: 5100-5400
- TOBA: 600-740
- BUMI: 116-124
- DEWA: 178-222
- DKFT: 424-480
- (nov/berbagai sumber)