BRIEF.ID – Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps).
Gubernur The Fed, Jerome Powell, menyampaikan rapat FOMC yang berakhir pada Rabu (17/9/2025), memutuskan memangkas kisaran suku bunga federal funds sebesar 25 bps menjadi antara 4% dan 4,25%, setelah mempertahankan suku bunga stabil selama lima pertemuan berturut-turut tahun ini.
Dalam pidato seusai rapat FOMC, Powell mengeluhkan pelemahan pasar tenaga kerja dan inflasi yang masih di atas target, sebagai pendorong dipangkasnya suku bunga The Fed.
“Tidak ada jalur yang bebas risiko bagi The Fed. Pemangkasan ini berlandaskan manajemen risiko, yang berbeda sekarang adalah gambaran risiko pasar tenaga kerja yang sangat berbeda,” kata Powell, seperti dikutip CNN, Kamis (18/9/2025).
Menurut dia, pemangkasan suku bunga merupakan langkah The Fed menanggapi kekhawatiran terkait kejatuhan pasar tenaga kerja, bahkan data ketenagakerjan yang direvisi besar-besaran.
Pelaku pasar menilai pemangkasan suku bunga The Fed yang sangat dinantikan relatif moderat di tengah tekanan Presiden Donald Trump agar The Fed memangkas suku bunga lebih besar.
Kepala Strategi Global JPMorgan Asset Management, David Kelly, mengatakan keputusan The Fed yang moderat dalam pemangkasan suku bunga menegaskan kembali citra independen lembaga tersebut.
Hal itu, lanjutnya, akan mengembalikan kepercayaan investor di AS dan juga global, sehingga dapat meredakan goncangan pada pasar keuangan.
“Fakta bahwa Federal Reserve meluangkan waktu, bersikap seimbang dan terukur dalam cara menyesuaikan suku bunganya, saya pikir hal itu memberikan kepercayaan kepada investor di seluruh dunia,” ujar David Kelly.
Dia juga mengapresiasi pertimbangan The Fed yang memangkas suku bunga untuk mengantisipasi pelemahan pasar tenaga kerja AS secara drastis bahkan datanya direvisi untuk beberapa bulan terakhir.
“The Fed menganggap pemangkasan suku bunga kali ini sudah tepat, tetapi mereka tidak akan memangkas suku bunga lagi dengan cepat, karena menyadari adanya masalah inflasi di luar sana,” ungkap David Kelly, epada CNN.
Reaksi Pasar
Pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps memicu reaksi pasar yang beragam, dengan pelemahan terutama pada pasar saham.
Indeks dolar AS sempat turun hingga 0,4% setelah keputusan tersebut sebelum menghapus kerugian dan naik 0,3% setelah konferensi pers Powell. Imbal hasil obligasi pemerintah AS awalnya turun sebelum naik karena Powell menyoroti risiko inflasi.
Sementara di Bursa Wall Street, indeks Dow Jones ditutup menguat 260 poin (0,57%), sedangkan S&P 500 melemah 0,1% dan Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi turun 0,33%.
Sekitar 460 saham perusahaan di S&P 500 menguat pada perdagangan Rabu (17/9/2025), tetapi kemudian melemah terbebani tekanan pada perusahaan teknologi besar seperti Nvidia (NVDA) dan Broadcom (AVGO), yang masing-masing merosot 2,67% dan 3,84%. (jea)