BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/6/2025) diperkirakan akan dibuka dengan sinyal koreksi akibat tekanan global yang masih tinggi.
Pada penutupan perdagangan Senin (16/6/2025), IHSG berada di level 7.117,59, terkoreksi sekitar – 0,68 % dibandingkan hari sebelumnya. Saham-saham perbankan jumbo seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI mengalami tekanan, seiring terjadinya koreksi IHSG. Situasi ini menandakan momentum konsolidasi yang berpotensi meluas ke sesi berikutnya.
Di sisi lain, sektor perbankan kini tengah berada dalam fase konsolidasi, dengan peluang rebound apabila level-level kunci bertahan. Fundamental kuat, khususnya terkait pertumbuhan kredit dan margin tetap dan potensi suku bunga rendah di masa depan menjadi katalis positif. Investor konservatif bisa memanfaatkan peluang masuk bertahap, terutama pada saham-saham yang sudah dekat support.
Kalangan analis juga memperkirakan indeks berpotensi melanjutkan koreksi ke kisaran 6.713–7.009, dengan level support di 7.136 dan 7.009, dan resistance di 7.263–7.324.
Disebut-sebut, sentimen utama yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG, di antaranya geopolitik Timur Tengah, terutama eskalasi ketegangan Israel – Iran. Selain itu, kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed dari rapat FOMC, yang berlangsung pada 17–18 Juni 2025.
Investor juga menantikan keputusan BI Rate, dalam Rapat Dewan Gubernur BI, yang dimulai Selasa (17/6/2025), yang diperkirakan akan tetap di level 5,5%.
Saham yang direkomendasikan untuk dicermati di sektor energi dan logam adalah MEDC, ELSA, dan ANTM. Sektor energi dan infrastruktur, yaitu PGEO, INCO, ASII, SRTG, PANI. Sektor konstruksi dan alat berat, UNTR, ADHI, dan AKRA, karena didukung pola teknikal bullish dan potensi pemulihan. Sektor konsumsi dan ritel ICBP, MYOR, AMRT, dan UNVR, akumulasi dukungan stimulus. Transportasi dan Pariwisata GIAA, BIRD, dan JSMR. Sektor teknologi dan data center TLKM, WIFI, DCII. Sedangkan, sektor perbankan dan multi finance patut dicermati saham-saham BBRI, BMRI, ARTO, dan BFIN. (berbagai sumber/nov)