BRIEF.ID – Pengalaman dan rekam jejak Hery Gunardi sebagai bankir senior di industri perbankan nasional diyakini sejumlah pihak akan membawa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI bertumbuh positif ke depannya.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank BRI, pada Senin (24/3/2025) menunjuk Hery Gunardi sebagai Direktur Utama Perseroan, menggantikan Sunarso, yang telah menjabat sebagai Direktur Utama BRI sejak 2019.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai perubahan kepemimpinan di tubuh Bank BRI akan berdampak positif bagi kemajuan bank pelat merah itu. Hal itu mengingat Hery dikenal luas sebagai bankir senior, yang berhasil mengawal lahirnya dua bank besar, yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
“Pengalaman Pak Hery Gunardi sebagai bankir senior serta pengalamannya di Bank Mandiri dan BSI, kami yakin BRI dapat tetap on track bertumbuh positif ke depannya,” kata Trioksa di Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Trioksa mengakui bahwa industri perbankan sedang menghadapi sejumlah tantangan saat ini, sehingga diperlukan pemimpin berkemampuan mumpuni menghadapi ujian dan menjaga kualitas kredit tetap baik untuk menekan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
“Sehingga laba akan bertumbuh,” katanya.
Pegang Amanat
Seperti diketahui, Hery Gunardi telah lama malang-melintang di industri perbankan nasional. Dia mengawali karier di Bank Bapindo pada tahun 1991, dan kemudian dipercaya menjabat Core Team Merger Bank Bapindo, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, dan Bank Exim menjadi Bank Mandiri, selama periode 1998-2001.
Hery selanjutnya dipercayakan untuk membidani lahirnya PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri), gabungan usaha Bank Mandiri dan AXA Group asal Prancis.
Di bawah kendali Hery, AXA Mandiri berhasil mencetak laba pada tahun pertama. Padahal dalam rencana bisnis, profit diperkirakan baru akan diperoleh pada tahun ketiga. Dia juga mampu melakukan roll out bisnis AXA Mandiri di 500 cabang dalam waktu hanya setahun.
Hery saat menjabat Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk diberikan amanat oleh pemerintah menjadi Ketua Project Management Office (PMO) dan Integration Management Office (IMO) merger bank syariah, anak usaha bank pelat merah. Tugas ini terbilang menantang, karena prosesnya dilakukan di tengah merebaknya pandemi Covid-19.
Pada 1 Februari 2021, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) resmi berdiri. Bank Syariah yang merupakan hasil leburan PT Bank Syariah Mandiri, PT BRI Syariah, dan PT BNI Syariah, langsung melaju kencang menguasai pangsa pasar syariah di Tanah Air.
Selain di level domestik, BSI juga terbukti berjaya di panggung global. Di dalam genggaman tangan dingin Hery selaku direktur utama, BSI menjelma menjadi bank syariah pertama dari Indonesia yang berskala internasional.
Pada 2024 BSI berada di peringkat ke-9 bank syariah dunia berdasarkan kapitalisasi pasar terbesar. BSI memiliki kapitalisasi pasar mencapai US$ 9,15 miliar, berada di bawah Dubai Islamic Bank yang menduduki ranking delapan dengan nilai kapitalisasi US$ 12,42 miliar.
Berdasarkan evaluasi Tab Insights, kinerja BSI berada di urutan ke-20 secara global. Tercatat BSI merupakan bank syariah dengan keuntungan tertinggi ke-13 di antara bank-bank syariah dari negara lain.
Hery mengungkapkan, bisnis BSI tumbuh baik dan sehat karena didukung oleh strategi game changer yang berhasil diimplementasikan. Dia menyebut bahwa sejumlah inisiatif strategis seperti optimalisasi platform digital membuahkan hasil dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan bagi Perseroan.
Sejak berdiri, BSI konsisten menjadi bank dengan pertumbuhan tertinggi di dalam negeri. Sebagai contoh, BSI membukukan laba Rp 7,01 triliun sepanjang tahun 2024.
Laba emiten bersandi BRIS ini melonjak paling tinggi di antara 10 bank terbesar di Indonesia atau sebesar 22,83% secara tahunan (yoy). Pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan BSI membukukan pertumbuhan laba 30%–40% secara tahunan.
Hal itu sejalan dengan pertumbuhan aset, sehingga menempatkan BSI sebagai bank terbesar ke-6 di Indonesia, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2024. Sebagai catatan, pada tahun awal berdiri BSI duduk di peringkat 7 dalam daftar 10 bank terbesar di Indonesia.
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Komarudin mengapresiasi tangan dini Hery. Dikatakan, di bawah komando direktur utama baru, Bank BRI diyakini akan terus meningkatkan kinerja dan prestasi yang telah dicapai selama ini.
Harapannya, Bank BRI dapat terus melanjutkan agenda transformasi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekonomi, sosial, serta lingkungan.
“Dengan demikian, BRI terus menjadi motor dalam menggerakkan sektor UMKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Puteri Komarudin. (nov)