BRIEF.ID – Perayaan Tahun Baru di Kota Manado, Sulawesi Utara biasanya dirayakan secara meriah, yang mencerminkan keunikan budaya, keragaman agama, dan semangat kebersamaan masyarakatnya.
Warga Kota Manado, khususnya yang beragama Kristiani, sebelum melakukan ritual pesta Malam Tahun Baru, biasanya pergi ke gereja untuk beribadah. Doa Bersama juga sering diadakan di rumah-rumah sebagai bentuk refleksi dan harapan untuk tahun mendatang.
Setelah beribadah, diadakan acara makan malam Bersama. Kemudian, masyarakat akan mendatangi kawasan pusat kota untuk mengikuti pesta kembang api. Ada juga yang menggelar pesta kembang api di rumahnya.
Lokasi favorit untuk menyaksikan pesta kembang api ditepi pantai seperti Kawasan Boulevard dan Pantai Malalayang. Dulu, sebelum ada pesta kembang api, anak-anak sering memainkan petasan meriam bambu yang biasa disebut Sperak, untuk menambah suasana riang menjelang tengah malam.
Malam Tahun Baru juga menjadi ajang Bakudapa Keluarga. Bakudapa dapat diartikan sebagai Silaturahmi. Pada saat itu, keluarga besar berkumpul untuk makan bersama dan berbagi cerita, baik terkait pengalaman pada tahun lalu maupun rencana pada tahun 2025.
Pada Malam Baku Dapa, biasanya disajikan makanan khas daerah, di antaranya nasi bungkus, nasi jaha, ikan bakar rica, ayam rica-rica, ayam kecap, babi bulu, pangi, posana, dan babi putar. Ada juga kue klapertaart, kue kuk, kue apang coe, bobengka, dan kue kering khas Natal lainnya.
Suasana makin semarak seiring hadirnya alunan musik dan dansa dansi tanda kebahagiaan.
Setelah pukul 00.00 WITA, tetangga dan kerabat saling berkunjung untuk mengucapkan selamat Tahun Baru. Tradisi ini sering disebut dengan istilah Batoki Rumah untuk memberikan “Berkat Tahun Baru.” Tradisi ini merupakan salah satu cara untuk mempererat hubungan sosial.
Kota Manado, dengan keramahan warganya, menjadikan perayaan Tahun Baru penuh semangat kekeluargaan dan kebersamaan. Apabila Anda berada di Kota Manado, silakan menikmati momen ini dengan mengikuti tradisi lokal. (nov)