BRIEF.ID – Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyatakan, di tengah ketidakpastian global, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh positif di atas 5%, lebih tinggi dari rerata ekonomi dunia.
“Ini membuktikan ketahanan ekonomi Indonesia cukup stabil dan terjaga. Stabilitas ekonomi ini akan menjadi fondasi solid bagi pembangunan domestik dan pada saat yang sama menjadi modal kuat Indonesia untuk berkontribusi aktif bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia,” kata Menlu pada Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 yang diselenggarakan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta (9/1/2025).
PPTM adalah pernyataan tahunan Menlu di hadapan para awak media dan duta besar negara-negara sahabat. Menlu mengatakan, saat ini fokus diplomasi ekonomi ditujukan untuk mewujudkan Asta Cita.
”Target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif menuju negara maju bukan sekadar ambisi, ini adalah komitmen kita. Karena itu, fokus diplomasi ekonomi ditujukan untuk mewujudkan Asta Cita, yang mencakup percepatan transisi energi hijau, pengembangan ekonomi biru, penguatan ekonomi digital dan kreatif, serta mendukung hilirisasi komoditas” tegas Menlu.
Diplomasi Indonesia, lanjutnya, pada era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto diarahkan untuk mendorong transformasi ekonomi nasional secara proaktif dan luwes yang berlandaskan pada keadilan, kemandirian, dan kemitraan yang saling menguntungkan, mendorong ketahanan, inovasi, dan inklusi.
”Diplomasi ekonomi Indonesia yang berlandaskan Pancasila akan mendorong perdagangan yang lebih adil, perluasan pasar produk Indonesia di luar negeri, serta menarik investasi yang mendukung prioritas nasional.” tambahnya.
Disebutkan, dalam upaya meningkatkan kerja sama ekonomi di berbagai sektor pasar non-tradisional, Indonesia berfokus untuk memperkuat kemitraan yang strategis dengan mitra pasar non-tradisional, sekaligus sebagai tujuan outbound investment Indonesia.
”Indonesia berkomitmen menyelesaikan perjanjian perdagangan internasional yang tengah berjalan, guna mengurangi ketegangan perdagangan serta memberikan kejelasan dan perlindungan bagi pelaku usaha, termasuk bagi UMKM,” jelas Menlu.
Lebih lanjut, Menlu menyampaikan bahwa Indonesia akan terus berperan aktif dalam kemitraan global untuk mendukung kebijakan kedaulatan pangan nasional dan ketahanan serta kemandirian energi. Selain itu, komitmen terhadap keberlanjutan dan sustainable growth juga akan menjadi salah satu pilar utama diplomasi Indonesia.
Di sisi lain, Menlu juga menyoroti berbagai economic injustice dan unfair trade policies and practices yang terjadi, termasuk terhadap komoditas unggulan, terutama bagi negara berkembang dan the Global South.
”Karena itulah, diplomasi ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo akan memperjuangkan sistem perekonomian dunia yang lebih berkeadilan bagi negara berkembang dan the Global South,” tegasnya. (nov)