Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Turun US$0,76 Miliar di Oktober 2024

BRIEF.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$2,48 miliar atau Rp39,427 triliun pada Oktober 2024. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2024

Meski demikian, surplus reraca perdagangan Indonesia turun sebesar US$0,76 miliar pada Oktober 2024 dibandingkan September 2024 atau secara bulanan (month to month/mtm).

“Surplus neraca perdagangan bulan Oktober 2024 relatif lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan juga bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu,” kata Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasanti, di Jakarta, Jumat (15/1/2024).

Dia menjelaskan, kondisi surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 ditopang oleh surplus untuk komoditas nonmigas, di mana penyumbang surplus utama adalah berasal dari komoditas bahan bakar mineral (hs27), lemak dan minyak hewan nabati (hs15), serta besi dan baja atau (hs72).

Pada saat yang sama neraca perdagangan komoditas Migas tercatat defisit sebesar US$2,32 miliar, dengan komoditas penyumbang defisit tentunya berasal dari komoditas hasil minyak maupun minyak mentah.

Selanjutnya neraca perdagangan Indonesia menurut negara mitra dagang mengalami surplus terutama dengan tiga terbesar di antaranya adalah dengan India sebesar US$1,56 miliar, dengan AS tercatat surplus sebesar US$1,52, dan dengan Filipina surplus sebesar US$0,80 miliar.

Menurut dia, dengan Amerika Serikat surplus perdagangan terbesar terjadi pada komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, dengan Filipina surplus pada alas kaki dan pakaian dan aksesoris dalam bentuk kerajutan, dan surplus terbesar dengan Brasil terjadi pada kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral, dan berbagai makanan olahan.

“Sedangkan untuk perdagangan Indonesia dengan India surplus lebih banyak didorong oleh tiga komoditas, yaitu lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja,” .

Sementara itu, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dan tiga yang terbesar, di antaranya adalah dengan Tiongkok defisit sebesar US$0,77 miliar, Brazil, dengan nilai defisit sebesar US$0,39 miliar, dan dengan Thailand dengan defisit sebesar US$0,34 miliar. (jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

IHSG Jatuh ke Zona Merah, Berikut 10 Saham Top Looser

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Rupiah Melemah Lewati Level Rp16.750, Investor Kembali Borong Dolar AS

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah melemah hingga melewati...

Harga Emas Antam Anjlok Rp29.000 Setelah Sentuh Level Rp2.351.000 per Gram

BRIEF.ID - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk...

IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan

BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan...