BRIEF.ID – Surat Utang Negara (SUN) RI menjadi incaran investor asing imbas rencana pemerintah menerbitkan SUN global baru dalam denominasi dolar Australia dan yuan Tiongkok pada semester II 2025.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan berencana menerbitkan obligasi global dalam denominasi aussie, alias Dolar Australia (Kangaroo Bond) pada Agustus 2025, disusul penerbitan Dimsum Bond -sebutan untuk global bond dalam denominasi Yuan Tiongkok, pada kuartal IV 2025.
Target perolehan dana dari penerbitan SUN Global mencapai US$3 mioliar, dengan rincian US$3 miliar dari Kangaroo Bond, dan US$1 miliar dari Dimsum Bond.
Dengan total target sebesar US$3 miliar, maka porsi penerbitan global bond RI tahun ini akan mencapai 14,14%, lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebesar 12,43%.
Dalam beberapa hari terakhir, reli SUN telah berlangsung, dan turut mendongkrak lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara (SBNS) yang dimulai Selasa (22/7/2025).
Adapun permintaan yang masuk atau incoming bids dalam lelang SBSN sebesar 23,1%, atau mencapai level tertinggi baru sebesar Rp50,26 triliun.
Berdasarkan publikasi hasil lelang, investor banyak menyerbu SBSN tenor pendek 2Y dan 4Y, yaitu seri PBS003 dan PBS030, yang nilai permintaannya setara 56,18% dari total incoming bids.
Sementara tingkat imbal hasil (yield) SBSN untuk tenor panjang dalam lelang masih tertinggal, yaitu untuk seri PBS034 yang bertenor 13Y dan seri PBS039, kendati di pasar sekunder yield-nya sudah turun masing-masing 7,8 bps dan 6,4 bps.
Melihat animo investor yang masih besar terutama investor asing, Kementerian Keuangan memutuskan menjual lebih banyak surat utang, hingga mencapai Rp12 triliun dari target Rp9 triliun.
Animo investor terhadap instrumen SBSN dan SUN yang tinggi, tidak terlepas dari keyakinan akan berlanjutnya siklus pelonggaran moneter di ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps pada pekan lalu, diyakini masih akan berlanjut antara 25bps-75 bps sampai akhir tahun ini.
Dengan demikian, ada peluang BI rate di akhir tahun nanti berada di kisaran 4,50% untuk mendukung pemulihan ekonomi domestik dari kelesuan permintaan.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di SUN hingga Juli 2025, memang sedikit berkurang setelah menyentuh nilai Rp936,24 triliun. Adapun posisi kepemilikan tertinggi SUN oleh investor asing adalah pada awal November 2021.
Hingga 18 Juli 2025, investor asing tercatat menguasai Rp932,3 triliun, stabil di kisaran 14,63% dari total outstanding surat utang negara yang beredar di pasar sekunder. (jea)