BRIEF.ID – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 diprediksi meningkat mencapai 2,78% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut, lebih besar dibandingkan target semula di level 2,53%.
Proyeksi mengenai defisit APBN 2025 yang meningkat dari target tersebut, disampaikan Menkeu dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/7/2025) malam.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani melaporkan pembahasan di DPR mengenai APBN 2025, terutama pembahasan sesudah laporan semester I 2025.
“Kami menyampaikan bahwa tahun 2025 ini, outlook dari APBN akan mencapai defisit 2,78% dari PDB, baik dari sisi penerimaan maupun dari sisi belanja negara,” kata Sri Mulyani, seperti dikutip Rabu (23/7/2025).
Sebelumnya, pada awal Juli 2025, Sri Mulyani memperkirakan defisit fiskal akan melebar, meski belum menembus ambang batas yang diamanatkan UU Keuangan Negara, yakni 3%.
Pada semester I 2025, realisasi defisit APBN adalah 0,81% terhadap PDB. Jika berlanjut, maka defisit APBN 2025 akan melebar, lebih dalam dari perkiraan.
Penerimaan negara pada akhir 2025, lanjut Sri Mulyani, diperkirakan mencapai Rp2,865,5 triliun. Jumlah tersebut, sebesar 95,4% dari target APBN 2025.
Sedangkan posisi belanja negara pada akhir 2025, diperkirakan mencapai Rp3.527,5 triliun. Angka tersebut, mencapai 97,4% dari target APBN 2025
“APBN 2025 luar biasa dinamis dalam pelaksanaannya karena ada K/L (Kementerian/Lembaga) baru konstruksi belanja berubah. APBN 2025 menantang kami agar tetap terjaga,” ujar Sri Mulyani.
Selain itu, Sri Mulyani juga melaporkan bahwa DPR dan pemerintah telah membahas terkait beberapa kemajuan dari beberapa program unggulan pemerintah.
“Kami menyiapkan APBN untuk program-program prioritas, APBN 2025 mendukung program-program penting untuk memperbaiki kualitas kesejahteraan rakyat Indonesia,” ungkap Sri Mulyani. (jea)