BRIEF.ID – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 2, Prabowo Subianto gagal meniru gaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada debat perdana Capres, yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa (12/12/2023).
“Pak Prabowo bukan Jokowi,” tegas Hasto kepada wartawan, usai rapat evaluasi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo –Mahfud MD di Gedung High End, Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Disebutkan, perbedaan antara Prabowo dan Jokowi saat debat, terlihat sangat jelas, khususnya dari sisi spirit dan sisi kebijakannya. Prabowo tidak tegas terkait hal yang sangat fundamental, yaitu melindungi seluruh rakyat Indonesia agar tidak terjadi kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Hasto mengungkapkan, TPN Ganjar-Mahfud optimistis, pasangan Ganjar-Mahfud menampilkan jati diri yang genuine. Untuk rakyat, berpengalaman, punya itikad baik dan menegakkan keadilan.
“Bukan keadilan dalam hukum semata, tetapi keadilan dalam ranah ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan lainnya. Oleh karena itu dalam rapat muncul optimisme yang sangat kuat untuk menang,” paparnya.
Manfaatkan Sisa Waktu
Hasto menyampaikan, pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi mampu mengalahkan Prabowo pada H-16. Maka dengan sisa waktu 60 hari ke depan, TPN akan bergerak, lewat darat, udara, dan spiritualitas.
Prabowo dikesankan atau didesain ingin menampilkan Jokowi. Hanya dari cara bicaranya, karakternya dan program- programnya malah berbeda. Hasto mencontohkan, saat rakyat kesulitan menghadapi kenaikan harga bahan-bahan pokok. Kalau Jokowi solusinya langsung turun ke lapangan. Sedangkan Prabowo, malah memprioritaskan alutsista, utang luar negeri pembelian alutsista.
“Negara seperti mau perang, ini yang membedakan lagi. Niatnya meniru, hasilnya berbeda. Kayaknya Pak Ganjar yang seperti Pak Jokowi,” tegas Hasto.
Hasto juga mengatakan, usai debat perdana, TPN mendapat masukan dari mahasiswa. Debat perdana, masih seputar tanya jawab. Ke depan, TPN akan meminta debat yang original secara substansi, namun tetap berkultur Indonesia.
Artinya, lanjut dia, tidak boleh menyerang pribadi, tidak boleh menyerang terkait keluarga, itu harus dikedepankan. Debat harus menampilkan, menguji gagasan dari setiap pasangan calon. Sehingga semestinya harus ada sesi tersendiri, dimana KPU hanya memberikan waktu.
“Misalnya, penelis, juri, moderator memberikan waktu berdebat, temanya ini, kemudian saling menanggapi. Maka substansinya sangat baik,” paparnya seraya menambahkan, sesi debat antar pasangan capres-cawapres akan menarik jika dimulai pada sesi debat cawapres, 22 Desember mendatang.
No Comments