SBY: Game Changer di Suriah, Gerakan Perlawanan Rakyat Tumbangkan Pemerintahan Bashar al-Assad

BRIEF.ID – Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, saat ini terjadi game changer  di Suriah, yang tidak pernah disangka  banyak kalangan di dunia.  

“Ini surprise, kejutan. Hanya dalam waktu delapan hari, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad tumbang oleh gerakan perlawanan rakyat, yang itu pun hanya merupakan aliansi. There is no single leader dalam perlawanan itu,” kata SBY saat menerima penghargaan Lifetime Achievement Awards 2024 CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

SBY yang dianugerahi penghargaan atas jasa-jasanya meningkatkan perekonomian nasional selama 10 tahun kepemimpinan, periode tahun 2004-2014, menyatakan bahwa game changer  di Suriah berujung pada perubahan sejarah di negeri itu.  Bahkan, lanjut SBY, implikasinya bukan hanya untuk Suriah, bukan hanya juga untuk Timur Tengah.

“Mungkin akan berpengaruh pada geopolitik, keamanan, dan perdamaian internasional, serta aspek-aspek lain yang pengaruhnya  akan bersifat global. Saya ingin menyampaikan, kalau ada yang belum aware bahwa dunia sekarang ini memang makin kompleks dan complicated, rumit dan ruwet,” ujarnya.

Dikatakan, dalam tatanan perang dingin pada masa lalu, kondisi itu dinilai mudah diprediksi. Saat era Blok Barat dan Blok Timur, Timur Tengah di era tahun 40-an, 60an dan  70an juga mudah, yaitu Arab melawan Israel.

“Sekarang tidak seperti itu lagi. Anatominya berubah  pesat sehingga menimbulkan kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan era dulu. Saya ingin memberikan contoh, setelah perang dingin berakhir terjadi bulan madu antar negara, antar pemimpin dunia. Saya berkesempatan selama 10 tahun berada dalam masa yang indah itu. Kemudian itu changing,” jelas SBY.

Ia mengatakan, pada masa lalu sampai sekarang, G20 dikenal sebagai blok ekonomi, di mana para pemimpin fokus berbicara tentang persoalan ekonomi,  karena organisasi itu dirancang dan didirikan ada krisis ekonomi global.

“Duduk bersama. Ada Putin, ada Obama, ada Bush, ada Xi Jinping, ada Hu Jintao  Kita semua bisa berbicara dengan hangat, bercanda satu sama lain. Sekarang no more. Never been. Karena ternyata berkembang lagi grouping atau blok-blok baru,” kata dia.

Lebih lanjut SBY mengungkapkan, pada masa lalu G7 dan G8 termasuk kategori  blok ekonomi.  BRICS  yang bernaggotakan Brasil,  Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, juga termasuk economic block.

Now, please be careful. G20 masih fokus pada kerja sama ekonomi. G7 no longer hanya economic block, tapi juga political block. BRICS menurut saya, pendapat pribadi saya no longer economic block, tapi ada nuansa dan muatan politiknya,” ungkap dia.

Oleh karena itu, kata SBY, persoalan yang mulanya  sederhana sekarang menjadi lebih kompleks.

“Tentu ini meniscayakan kepada para pemimpin dunia, termasuk Indonesia  tahulah bahwa ini konfigurasi baru, tatanan baru, new world order yang kesekian. The new, new normal,”  kata SBY. (nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Prabowo Resmikan Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal – Gereja Katedral

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto meresmikan Terowongan Silaturahim yang...

Operasional Angkutan Barang Dibatasi Selama Natal-Tahun Baru, Cek Waktu dan Ketentuannya

BRIEF.ID - Pemerintah resmi menetapkan pembatasan operasional kendaraan angkutan...

Kinerja dan Layanan Tumbuh Solid, BSI Sabet Dua Penghargaan CNBC Indonesia Awards 2024

BRIEF.ID - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menyabet...

SBY Minta Presiden Prabowo Berani Tentukan Sikap Hadapi Perubahan Global

BRIEF.ID – Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang...