BRIEF.ID – Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) yang merupakan proyek strategis nasional Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo saat ini diketahui tengah berada pada tahapan “orbit raising” atau menuju orbit dan dipastikan beroperasi sesuai jadwal.
Hal itu diungkapkan Project Manager SATRIA-1 Nia Asmady yang menjelaskan perjalanan satelit itu di angkasa setelah berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral Space Lauch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat (AS) pada pertengahan Juni 2023.
“Saat ini SATRIA-1 masih dalam fase orbit raising, harapannya ini bisa sampai di November 2023,” kata Nia dalam diskusi yang diadakan Forum Wartawan Teknologi (FORWAT) dan BAKTI Kominfo di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Lebih lanjut, Nia mengatakan usai satelit sampai di orbitnya yaitu 146 Bujur Timur (BT) nantinya akan ada dua pengujian yang dilakukan.
Pengujian pertama akan dilakukan oleh perusahaan yang melakukan manufaktur untuk SATRIA-1 yaitu Thales Alenia Space dari Prancis berupa uji coba sistem payload atau istilah teknis yang digunakan ialah In-Orbit Testing.
Pengujian kedua yaitu tes sistem secara keseluruhan yang bernama end-to-end testing dilakukan oleh PT.Satelit Nusantara Tiga (SNT) yang dipercaya BAKTI Kominfo untuk bertanggung jawab dalam pengoperasian satelit itu lewat skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam proyek SATRIA-1.
Nia mengatakan pengawasan terhadap satelit pun saat ini masih berjalan dengan lancar dan persiapan lanjutan untuk penggunaan kapasitas satelit tersebut kini berada dalam perencanaan tahap akhir.
“Instalasi komponen ruas bumi seperti RF equipment dan sistem monitoring masih berjalan. Perencanaan untuk deployment kapasitas masih dalam tahap finalisasi,” katanya.
Apabila seluruh tahapan itu telah selesai, maka SATRIA-1 dapat beroperasi dengan normal sesuai target awal di antara akhir Desember 2023 atau awal 2024.
SATRIA-1 merupakan satelit yang disiapkan untuk memberikan akses internet di fasilitasfasilitas publik milik Pemerintah seperti sekolah, rumah sakit, kantor pemerintah daerah, hingga kantor-kantor polisi dan TNI yang ada di wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T).
Satelit ini nantinya akan memberikan layanan akses internet di 50.000 titik dan diharapkan mampu berkontribusi mengurangi kesenjangan digital di Indonesia.
No Comments