BRIEF.ID – Indeks di bursa saham Wall Street ditutup menguat, pada perdagangan Kamis (18/12/2025). Penguatan indeks didorong oleh rebound pada saham-saham teknologi besar dari aksi jual baru-baru ini. Rebound terjadi karena data inflasi konsumen yang lebih lemah dari perkiraan sehingga meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed pada tahun depan.
Laporan Phintraco Sekuritas yang dirilis Jumat (19/12/2025) menyebutkan, inflasi AS sebesar 2,7% YoY di November 2025 dari 3% YoY di September, serta di bawah perkiraan 3,1% YoY. Untuk inflasi inti tercatat sebesar 2,6% YoY, di bawah estimasi 3% YoY. Inflasi bulan Oktober 2025 tidak bisa dipublikasikan karena tidak dapat mengumpulkan data selama shutdown berlangsung.
ECB mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk pertemuan keempat berturut-turut pada Desember 2025 sesuai estimasi, dengan suku bunga refinancing utama tetap di 2,15% dan suku bunga fasilitas deposito tetap di 2,0%.
Sedangkan Bank of England memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75%, level terendah sejak 2022, karena inflasi yang mereda dan meningkatnya tanda-tanda tekanan pada ekonomi. Langkah ini merupakan pemangkasan suku bunga pertama sejak Agustus 2025.
Harga US 10-year Bond Yield turun lebih dari 3 bps ke level 4.118%, karena penurunan data inflasi AS. Harga emas spot melemah 0,2% ke level US$ 4.330 per troy ons, pada Kamis (18/12/2025). Investor mencerna data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan, mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi. (nov)


